BERITA TREN – Dunia maya digegerkan perseteruan terbuka dua kampium media sosial Twitter dan Facebook, ini terungkap langsung dari tanggapan Elon Musk terhadap sebuah postingan komedian Sacha Baron Cohen yang curhat perihal Facebook.
Dalam tanggapannya, Elon Reeve Musk FRS atau lebih dikenal Elon Musk menulis #DeleteFacebook di akun twitternya. Pemilik baru layanan jejaring sosial Twitter itu kembali menunjukkan ketidaksukaannya terhadap media sosial Facebook.
Sebelumnya, pendiri SpaceX itu diketahui kerap mengkritisi Facebook dalam cuitannya di Twitter. Tahun 2018, Elon Musk bahkan menulis, dirinya sudah tidak pernah menggunakan situs media sosial itu lagi.
Baca Juga: Rekomendasi Smartwatch untuk Anak, Fitur Pengawasan Orang Tua Jadi Fokus Utama
Twitter adalah platform media sosial yang masih populer di masyarakat, penggunanya datang dari kalangan masyarakat biasa hingga tokoh dunia, seperti selebritis, dan pejabat pemerintah.
Tak heran, jika beberapa peristiwa populer sering menjadi trending topik di Twitter, ini yang membuat penggunanya tetap setia memakai aplikasi ini di tengah maraknya berbagai platform media sosial saat ini.
Di sisi lain, laporan We Are Social dan Hootsuite 2013 menyebut, Facebook adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan secara global.
Membandingkan media sosial yang satu dengan lainnya tentu bukan hal mudah, apalagi target pasar mereka berbeda.
Langkah bijak yang harus dibangun adalah, bagaimana menggiring penggunaan internet menjadi lebih cerdas, sebab ini terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Soal persaingan antar pemilik platform media sosial tentu tidak bisa terhindarkan, ini terkait bisnis raksasa media.
Tak hanya terhadap facebook saja, Pemilik Twitter dan orang nomor dua terkaya di dunia, Elon Musk bikin heboh. Musk juga melontarkan kritik kerasnya ke WhatsApp, ia menilai aplikasi chat tersebut tidak aman.
Kritik soal privasi di WhatsApp tak hanya dilontarkan oleh owner Tesla saja, Pavel Durov, pendiri Telegram juga menyuarakan hal serupa.
Menurut Pavel Durov, sebagaimana ia tulis di kanal Telegramnya, para hacker bisa memiliki akses penuh ke semua yang ada di ponsel pengguna WhatsApp.
Sebaliknya, Will Chathcart, majikan WhatsApp juga mengingatkan pengguna Telegram, bahwa aplikasi itu tidak aman. Ia merujuk artikel Wired berjudul ‘The Kremlin Has Entered the Chat’.
Will Chathcart mengulas, Telegram tak aman karena tidak didukung fitur keamanan end-to-end encryption secara default. Ini menandai bahwa perang dingin antara platform media sosial Telegram dengan WhatsApp juga belum berakhir.
Diketahui, Telegram dan WhatsApp adalah aplikasi media sosial dan perpesanan yang sama-sama menawarkan fitur-fitur canggih dalam teknologi komunikasi modern.
WhatsApp didirikan oleh Brian Acton dan Jan Koum pada 2009, sebelum akhirnya diakuisisi oleh Mark Zuckerberg melalui Facebook.
Saling serang antar boss raksasa media ini menunjukkan betapa persaingan platform media sosial dalam menarik segmen pengguna di dunia berlangsung ketat. Miliarder Elon Musk memang tengah fokus mengembangkan Twitter.
Salah satu fitur canggih yang mau ia tanamkan di Twitter adalah obrolan suara dan video di Twitter di mana pun di belahan dunia tanpa berbagi nomor telepon.
“Anda akan dapat saling berkomunikasi tanpa berbagi nomor telepon,” kata Chief Executive Twitter Inc. Elon Musk melalui tweet-nya.
Dengan fitur ini, akan mensejajarkan Twitter dengan aplikasi media sosial milik Meta yang sudah lebih dahulu memiliki fitur serupa, yaitu Facebook dan Instagram.
Tapi, Musk juga mengatakan, pihaknya akan memulai bersih-bersih menghapus dan mengarsipkan akun-akun Twitter yang sudah beberapa tahun tidak aktif.
Hubungan tak bersahabat antara pendiri Twitter dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg sudah bukan rahasia lagi. Bahkan terjadi sebelum diakuisisi oleh Elon Musk.
Persaingan bisnis yang mengarah pada perang dingin kedua platform media sosial ini sudah berlangsung sejak CEO Twitter Jack Dorsey, yaitu si pendiri Twitter.
Baca Juga: LINK Twitter Salzabilla TikTok Viral di Cari Banyak Netizen, Simak Fakta Selengkapnya DISINI
Sejak perusahaan itu dibelinya pada Oktober 2022, Elon Musk dengan cepat bergerak melalui sejumlah perubahan, diantaranya meluncurkan centang biru terverifikasi sebagai Twitter layanan berbayar.
CEO Twitter Inc, Elon Musk memastikan penerbit media akan memperoleh penghasilan berdasarkan konten artikel yang diunggah ke Twitter.
Musk mengijinkan penerbit media menagih pengguna berdasarkan artikel yang diklik. Pernyataan ini telah ia sampaikan melalui tweet di akun twitter resminya.
Kreator di seluruh dunia sekarang dapat mendaftar dan mencari nafkah di Twitter. Klik Monetisasi di pengaturan untuk mendaftar,” terang Elon Musk. ***