BERITA TREN – Penting bagi kaum perempuan membangun kesadaran kolektif menjaga kesehatan organ kewanitaan untuk mencegah timbulnya resiko bahaya kematian akibat kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah jenis kanker organ kewanitaan yang sering ditemukan di samping kanker payudara dan kanker serviks. Ancaman serius penyakit ini adalah kematian. Untuk alasan kesehatan, sangatlah penting untuk diwaspadai penyebab serta gejalanya sejak dini.
Meski sama-sama terjadi di sistem reproduksi atau organ kewanitaan, dan memiliki resiko kesehatan yang sama, yaitu kematian. Perbedaan kanker serviks dan kanker ovarium terletak pada lokasi kankernya.
Baca Juga: Jelaskan Apa Keterkaitan Antara Optimis Ikhtiar dan Tawakal! Begini Referensi Jawabannya
Kanker ovarium adalah penyakit yang menyerang ovarium atau indung telur, sedangkan kanker serviks menyerang leher rahim.
Kanker ovarium bisa dialami oleh wanita dari semua usia, namun lebih sering menyerang pada wanita usia lanjut. Dari beberapa kasus yang terjadi juga pernah ada ditemukan kanker ovarium pada wanita usia muda.
Adanya kanker ovarium ditandai dengan tumbuhnya sel tak normal dan ganas pada ovarium atau indung telur.
Baca Juga: Tubuh Harum Aroma Coklat Sepanjang Hari, Pakai Beberapa Pilihan Rekomendasi Parfum Aroma Coklat Ini!
Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan hormon progesteron.
Hari Kanker Ovarium Sedunia atau Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Mei diperingati setiap tahun. Tema Hari Kanker Ovarium Sedunia 2023 adalah “No Woman Left Behind” – Tidak Ada Wanita yang Tertinggal, panggilan untuk kesetaraan gender.
Tema ini untuk membangun kesadaran kolektif perlunya penyebaran pengetahuan tentang skrining, gejala dan diagnosa dini kepada setiap wanita khususnya yang tinggal di negara-negara menengah dan terbelakang.
Kanker ini merupakan jenis kanker terbanyak ketiga yang diderita wanita Indonesia.
Kanker ovarium yang dapat terdeteksi pada stadium awal lebih mudah diatas daripada kanker ovarium yang baru terdeteksi pada stadium lanjut.
Sangat disarankan, terutama perempuan yang memasuki masa menopause, penting untuk melakukan pemeriksaan berkala ke dokter kandungan. Kanker ovarium yang cepat terdeteksi dan ditangani dapat meningkatkan peluang penderita hidup.
Baca Juga: Makan Banyak Tetap Cantik Dengan Rekomendasi Lip Stain Murah Terbaik yang Ada di Indonesia
Separuh penderita kanker ini bertahan hidup setidaknya 5 tahun setelah terdiagnosis, sepertiga penderita memiliki harapan hidup hingga 10 tahun ke depan.
Secara global menurut GLOBCAN 2020, jumlah wanita yang didiagnosis kanker ovarium dan kematian akan meningkat masing-masing sebesar 42% dan 50% pada tahun 2040.
Perkiraan kenaikan jumlah ini menggambarkan tingkat keparahan kondisi tersebut, yang ditengarai kurangnya kesadaran penyakit dan keterlambatan diagnosis.
Hari Kanker Ovarium Sedunia pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 oleh Target Ovarian Cancer, yaitu badan amal kanker terbesar di dunia yang mendanai penelitian penyelamatan jiwa dan memberikan bantuan kepada wanita yang menjalani pengobatan.
Penyebab Kanker Ovarium
Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, terdapat sejumlah faktor resiko kanker ovarium yang perlu diwaspadai, seperti kebiasaan merokok, usia lanjut, terapi hormon pasca-menopause, belum pernah hamil.
Termasuk punya keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara, pernah radioterapi, obesitas, endometriosis, atau sindrom Lynch, dan menstruasi pertama terjadi pada usia muda, yaitu dibawah 12 tahun.
Baca Juga: Pastikan Sudah Tahu Beberapa Jenis Parfum yang Banyak Beredar di Pasaran, Biar Nggak Salah Beli!
Gejala Kanker Ovarium
Stadium awal biasanya tidak menunjukkan gejala. Baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Pada stadium lanjut juga tidak terlalu spesifik dan bisa mirip dengan gejala penyakit lain. Beberapa gejalanya adalah: perut bengkak membesar, nyeri perut, keluar darah dari vagina, nyeri saat berhubungan seksual, sakit punggung bagian bawah.
Gejala lainnya; sembelit, penurunan berat badan tanpa alasan jelas, mual, perut terasa kembung (cepat merasa kenyang), tiba-tiba ingin buang air kecil, dan terjadi perubahan siklus menstruasi pada penderita yang masih mengalami menstruasi.
Pencegahan Kanker Ovarium
Meskipun belum ada cara untuk mencegah kanker ovarium, pencegahan utamanya dilakukan dengan mengurangi faktor resikonya.
Upaya mandiri yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium adalah sebagai berikut: Menggunakan pil KB sesuai anjuran dokter, melahirkan, menyusui.
Menjaga berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi berimbang dan rutin berolahraga, memeriksa kesehatan organ reproduksi ke dokter secara rutin, mengobati gangguan endometrium atau kista ovarium dengan tepat.
Serta konsultasi dengan dokter jika mau menjalani terapi pengganti untuk meredakan gejala menopause, karena terapi ini beresiko menyebabkan kanker ovarium, terutama bila memiliki keluarga dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara.
Komplikasi
Kanker ovarium dapat menimbulkan komplikasi, terutama jika sudah memasuki stadium lanjut. Komplikasi ini terjadi karena sel-sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya.
***