BERITA TREN – Di beberapa negara Islam pasti memiliki sebuah tradisi untuk menyambut Puasa Ramadhan. Salah satu nama suatu tradisi menyambut bulan Ramadhan adalah Dugderan.
Dugderan merupakan upacara yang dilaksanakan tiap menjelang bulan Ramadhan di daerah Semarang.
Upacara ini merupakan cerminan dari perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang yakni etnis Jawa, Tionghoa dan Arab.
Baca Juga: Venna Melinda Peringatkan Pihak Ferry Irawan Stop Tudingkan Intimidasi, Begini Ultimatumnya..
Dugderan merupakan sebuah agenda berupa kirab budaya yang digelar untuk menyongsong datangnya Ramadhan atau bulan puasa.
Acara ini sudah digelar sejak 1882 atau sejak kepemimpinan Bupati Tumenggung Aryo Purboningrat, Dugderan menjadi agenda yang ditunggu-tunggu masyarakat luas, terutama Semarang.
Tahun 2023, acara Dugderan di Semarang akan diagendakan sangat meriah dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Jawa Tengah akan memastikan sendiri kalau acara Dugderan akan berlangsung sangat meriah.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H Leicester City vs Chelsea, Streaming Liga Inggris: Sabtu 11 Maret 2023
Acara tahun ini akan dimeriahkan sampai alun-alun Semarang seperti masa lampau.
Mengutip dari Solopos.com, Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Winarso mengungkapkan kalau sesudah pandemi selesai dan alun-alun sudah diresmikan, maka pihaknya akan mencoba menggali sejarah seperti masa lalu.
Dugderan tahun ini akan berbeda jauh dengan tahun sebelumnya yang dipusatkan di Masjid Kauman, sekarang di alun-alun Kota Semarang.
Lanjutnya, prosesi Dugderan akan tetap dimulai dari Balai Kota, dan kemudian dilanjutkan dengan atraksi di alun-alun. Alasannya adalah alun-alun merupakan titik pertemuan para umara (pejabat pemerintah), ulama dan masyarakat.
Kemudian di alun-alun pula nanti Walikota Semarang, Hevearita G . Rahayu, akan membacakan suhuf halaqah, yakni surat dari ulama Masjid Kauman yang dulu diberikan kepada bupati Ario untuk disampaikan kepada masyarakat Semarang.
Dalam acara Dugderan akan ada banyak penampilan. Seperti seni budaya Bergota Music dan penampilan Prajurit Patangpuluhan yang akan diperagakan komunitas dan ASN.
Ada juga pasar Dugderan akan digelar sepanjang tanggal 10 hingga 22 Maret.
Prosesi Dugderan sendiri akan dilakukan tanggal 20 Maret dan agenda puncaknya, yakni kirab akbar, akan digelar pada 21 Maret.
Baca Juga: Berdalih Mark Up Angga Wijaya Tepis Tudingan Mencuri oleh Dewi Persik, Siapa Sosok Budianto?
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Winarso juga mengatakan kalau masyarakat pengguna Jalan Pemuda agar tidak khawatir dengan kemacetan.
Hal tersebut karena pemerintah sudah menyiapkan strategi agar tidak terjadi kemacetan yang merugikan masyarakat.
Tertarik untuk melihat tradisi Dugderan di Semarang? Catat tanggalnya, ya!
***