BERITA TREN – Setiap orang tua tentu akan menasehati atau menegur ketika mendapati buah hatinya melakukan kesalahan.
Namun terkadang cara menegur kesalahan anak yang tidak tepat justru berpotensi menimbulkan masalah lainya di lain waktu.
Dr. Aisyah Dahlan memberikan cara efektif menegur kesalahan anak dengan memanfaatkan potensi otak kanan pada anak.
Setiap anak yang menginjak akil balig atau remaja akan memiliki dorongan untuk melakukan hal-hal baru di luar kebiasaanya.
Tetapi hal-hal baru tersebut mungkin tidak semuanya pantas untuk dicoba, bisa jadi karena bertentangan dengan nilai-nilai yang baik atau belum tepat dilakukan pada usia anak.
Untuk itulah penanaman nilai-nilai yang baik sedini mungkin harus diperkenalkan dari lingkungan anak terutama ketika berada di dalam rumah.
Memberikan lingkungan pergaulan yang sehat merupakan salah satu upaya membentengi anak-anak terhindar dari nilai-nilai yang negatif.
Namun ada kalanya anak-anak akan berada di lingkungan yang kurang tepat dan di luar kontrol dari orang tua.
Sehingga ada saatnya anak-anak melakukan kesalahan, baik itu disengaja ataupun karena tuntutan lingkungan di sekitar mereka.
Ketika hal itu terjadi sikap yang perlu dilakukan orang tua adalah memberikan teguran terhadap kesalahan anak dengan cara tepat.
Menurut Dr. Aisyah Dahlan menegur kesalahan anak yang efektif salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi otak kanan anak.
Dimana orang tua hanya membutuhkan waktu selama 1 menit dalam memberikan teguran, dan biarkan otak kanan anak menyimpan pesan yang disampaikan.
Adapun dalam pelaksanaanya waktu satu menit tersebut itu dibagi menjadi dua bagian, 30 detik pertama untuk memberi teguran yang tegas.
Dan 30 detik berikutnya adalah memberikan pujian akan sifat-sifat positip pada anak yang relevan dengan kesalahannya.
Contoh kasus yang diberikan Dr. Aisyah Dahlan adalah ketika anak pulang telat dan tidak meminta ijin atau memberi kabar.
Ingat, 30 detik pertama adalah teguran atas prilakunya:
“Sayang, kan Ibu bilang kalau pulang jam 7 malam, Ibu takut kamu belum pulang, enggak ada kabar berita, Ibu kesel, Ibu marah kalau kamu begitu terus…”.
Selanjutnya 30 detik kedua adalah memberi pujian:
“Kamu biasanya Nak, kalau pulang terlambat pasti laporan, pasti WA Ibu, atau pasti telefon Ibu…”.
Sehingga yang tertanamkan kepada otak kanan anak adalah “yang membuat Ibu marah, kalau pulang telat enggak lapor”.
Membangun hubungan yang intim ketika menegur kesalahan anak, selain merupakan cara yang efektif juga dapat memelihara kedekatan hubungan antara orang tua dan anak.
***