BERITA TREN- Kamu pasti pernah mendengar ungkapan “uang bukan segalanya”, namun bagaimana dengan barang-barang mewah?
Sebuah paham yang menganggap bahwa barang-barang mewah adalah segalanya, telah menjadi trend terbaru pada beberapa tahun belakangan ini.
Banyak orang yang menganggap bahwa semakin mahal suatu barang, semakin baik pula kualitas dari barang tersebut.
Baca juga: Tips Efektif Mengatasi Badan Terasa Lemas agar Kembali Optimal dan Berenergi dan Lebih Bertenaga!
Namun apa benar demikian?
Barang-barang mewah seperti mobil mewah, tas merek terkenal, dan perhiasan dengan bahan-bahan mewah sering kali dijadikan sebagai simbol status sosial bagi seseorang.
Orang-orang dengan penghasilan tinggi biasanya memiliki lebih banyak barang mewah dibandingkan dengan orang dengan penghasilan yang lebih rendah.
Sehingga bisa terkesan bahwa barang-barang mewah memang merupakan segalanya bagi orang-orang tertentu.
Namun, ketika kita mempertanyakan apakah benar barang-barang mewah adalah segalanya, jawabannya bergantung pada sudut pandang masing-masing individu.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil kesimpulan mengenai paham tersebut.”
Sebelum memutuskan apakah menganggap barang-barang mewah adalah segalanya, ada baiknya kita pertimbangkan beberapa faktor terlebih dahulu.
Pertama-tama, kita harus mempertanyakan apakah pengeluaran uang untuk membeli barang-barang mewah tersebut sepadan dengan manfaat yang akan diperoleh.
Tas atau mobil mewah yang mahal bisa jadi hanya menunjukkan status, namun secara fungsional, barang-barang tersebut mungkin tidak jauh berbeda dengan barang yang lebih murah.
Mungkin barang-barang yang lebih murah bahkan dapat dipakai dalam jangka waktu yang lebih lama, atau bahkan lebih tahan banting daripada barang-barang mewah yang lebih mahal.
Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan pengaruh media dan persepsi sosial dalam hal menganggap barang-barang mewah sebagai segalanya.
Media sering kali memperlihatkan banyak orang terkenal yang memiliki barang-barang mewah, dan hal tersebut bisa memicu rasa ingin memiliki pada orang-orang biasa.
Akibatnya, orang-orang merasa bahwa semakin banyak barang mewah yang mereka miliki, maka semakin baik pula status sosial mereka.
Namun, persepsi sosial tersebut tidak selalu benar. Kita mungkin bisa mendapatkan status sosial yang sama dengan cara yang lebih bermakna dan positif, tanpa harus bergantung pada barang-barang mewah.
Misalnya dengan melakukan kegiatan filantropi atau mengembangkan skill di bidang tertentu.
Kita juga harus mempertimbangkan faktor keuangan dan hidup yang sehat.
Membeli barang-barang mewah yang belum tentu kita butuhkan dan mampu membelinya dapat membahayakan kondisi keuangan kita.
Banyak orang terjebak dalam kondisi hutang karena memiliki keinginan untuk membeli barang-barang mewah.
Di sisi lain, kita tidak bisa mengabaikan faktor kesehatan saat menghabiskan uang untuk barang-barang mewah.
Sebaiknya kita menggunakan uang untuk membeli hal-hal yang lebih penting, seperti kesehatan, pendidikan, dan masa depan.
Kesimpulannya, apakah bergantung pada barang-barang mewah untuk menjadikannya segalanya pantas dilakukan?
Secara umum, kita sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas sebelum memutuskan untuk membeli barang mewah.
Paham tersebut bisa jadi merugikan salah satu aspek keuangan dan kesehatan kita jika tidak dipertimbangkan dengan bijak.
Oleh karena itu, kita sebaiknya menyadari bahwa barang mewah bukanlah segalanya, dan mengalokasikan uang dan waktu untuk hal-hal yang lebih penting dalam hidup kita.