Berita Tren – Saat stres kebanyakan orang melampiaskannya dengan makan makanan yang mereka sukai sampai tidak terbatas.
Alih-alih untuk menghilangkan stres ternyata dengan melampiaskan ke makanan tidak disarankan oleh banyak ahli kesehatan.
Sebab tidak hanya bisa menambah timbunan lemak yang ada pada tubuh, tapi atasi stres dengan makan bisa jadi kebiasaan yang membuat seseorang semakin tidak terkendali.
Dilasir oleh Tim BeritaTren.com dari artikel Pikiran-Rakyat.com yang berjudul “Doyan Makan Saat Stres? Waspada Gejala Stress Eating” Psikiatri RS New Yoork Presbyterian, Dr Gail Saltz berikan alasannya.
Baca Juga: Journaling, Cara Healing Murah dan Nyaman yang Lagi Kekinian Atasi Stres
“Pada awalnya, stres yang tinggi akan meningkatkan pelepasan adrenalin, yang dapat menurunkan keinginan anda untuk makan,” ujar Psikiatri Rumah Sakit New York Presbyterian, Dr. Gail Saltz.
Ketika stres berlanjut, kelenjar adrenal mulai memompa hormon kortisol, yang bertanggung jawab atas respons melawan atau menerima sesuatu bagi tubuh.
Saltz juga menjelaskan, hal ini meningkatkan kebutuhan energi tubuh yang menyebabkan nafsu makan melonjak, dan mendorong keinginan untuk makan makanan tinggi gula dan tinggi lemak.
Dia menuturkan, stress eating dapat membuat seseorang sulit berhenti begitu saja ketika anda sadar anda sudah kenyang, namun tetap terus mengunyah.
Baca Juga: Sinopsis Kuroko no Basket S3, Final Winter Cup
“Banyak dari kita tumbuh dengan belajar bahwa makanan adalah sumber kenyamanan,” ujar Elise Museles, ahli psikologi dan nutrisi makan.
Bahkan jika kita tidak terlalu lapar, biasanya beralih ke makanan untuk mengatasi berbagai keluhan yang sedang dirasakan seperti kecemasan berlebihan, agar tubuh lebih tenang.
Salah satu alasan paling nyata mengapa stress eating bermasalah yakni dapat memengaruhi apa yang anda pilih untuk dimakan.
Seperti yang dikatakan oleh Dr. Saltz, kortisol memotivasi untuk mencari makanan yang tinggi lemak dan gula, itulah sebabnya sangat mudah untuk melahap makanan cepat saji tanpa berpikir ketika anda sedang terburu-buru atau sedang menghadapi sebuah masalah besar.
Baca Juga: Sinopsis Kuroko no Basket Season 2, Winter Cup
Stres juga memicu perubahan fisiologis dalam tubuh. Proses-proses ini dapat memperkuat efek negatif dari makananan yang dimakan saat sedang stres.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Healthy, berikut 5 efek stres pada tubuh:
1. Sebabkan Obesitas
Saat stres kortisol memperlambat metabolisme tubuh. Ini berarti kita menyimpan lebih banyak energi dalam bentuk kalori, yang membuatnya lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
Baca Juga: Sinopsis Kuroko no Basket Season 1, Anime Basket Terbaik
Selain itu, satu studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam studi Biological Psychiatry menemukan, bahwa stres dapat meningkatkan kadar insulin tubuh , yang berdampak pada penyimpanan lemak yang lebih besar.
2. Mendatangkan Malapetaka pada Pencernaan
Untuk membantu mempersiapkan tubuh Anda menangani stres, kortisol memprioritaskan fungsi yang berorientasi pada metabolisme dalam tubuh, seperti meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga otak memiliki lebih banyak energi yang tersedia untuk digunakan.
“Ketika usus menerima aliran darah yang lebih sedikit karena keadaan stres, maka pencernaan melambat,” ujar Dr. Saltz.
Hal tersebut dapat membatasi kemampuan saluran gastrointestinal untuk memindahkan dan memproses makanan secara efisien. Itu sebabnya makan stres dapat membuat tubuh merasa tertekan dan menyebabkan ketidaknyamanan perut seperti mual, sembelit, dan kembung.
Baca Juga: Gema Suara ‘Presiden’ Terdengar dari Istora Senayan Saat Anies Baswedan Hadiri Milad PKS
Meskipun menghilangkan stres tidak membantu masalah perut, mungkin ada baiknya menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan Anda, atau konsultasi dengan dokter tentang suplemen probiotik bisa membantu anda untuk hidup lebih sehat.
3. Masalah Pencernaan Dapat Sebabkan Masalah pada Usus
Tubuh manusia dapat pulih dari sembelit yang disebabkan oleh stres, namun lain halnya jika stres bisa memicu penyakit kronis.
Bahkan dilaporkan, seiring dengan berjalannya waktu, stres tidak hanya menghambat sistem pencernaan, tetapi juga dapat merusak organ dalam secara serius, salah satunya adalah melemahkan lapisan usus.
Baca Juga: Ini Dia Pengakuan Ketua KPK Terkait Spanduk Dukungan Untuk Firli Bahuri Nyapres, Cuma Provokasi?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Physiology and Pharmacology menjelaskan jumlah kerusakan ini.
Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa stres kronis dikaitkan dengan berbagai gangguan usus, seperti radang usus, iritasi usus, refluks gastroesofagus (GERD), dan perubahan negatif pada mikrobioma yang ada pada saluran usus.
4. Stress Eating Dapat Memicu Mulas
Ketika saluran pencernaan Anda yang stres membutuhkan waktu ekstra untuk mencerna makanan, tubuh anda mulai memproduksi lebih banyak asam lambung untuk membantu kinerja pencernaan makanan.
Baca Juga: Pemilik Wajib Tahu Waktu yang Tepat untuk Ganti Oli Mobil, Resiko Tinggi Bila Terlewat!
Itulah sebabnya jika Anda mungkin mengalami mulas atau gangguan pencernaan saat anda sedang mengidap stress eating, terutama jika menikmati makanan yang memicu mulas.
5. Memengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh
Anda dapat mengonsumsi semua jenis makanan bergizi, tetapi jika Anda stres saat duduk untuk makan, kortisol menghalangi sistem kekebalan tubuh untuk menyerap dan menyimpan nutrisi.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Advances in Nutrition, stres dapat menguras kadar magnesium, seng, kalsium, zat besi, dan niasin.
Gangguan penyerapan nutrisi dari waktu ke waktu dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.*** (Khoirunnisa Hidayat/Pikiran-Rakyat.com)