BERITA TREN – Berita duka tengah dialami oleh artis cantik Nikita Willy yang harus mengalami keguguran di usia kehamilan yang cukup muda, yakni 7 minggu.
Artis cantik yang juga istri dari pria sukses, Indra Priawan tersebut belum lama curhat di akun Instagram pribadinya, bahwa dirinya mengalami keguguran pada bulan Januari lalu.
Keguguran yang dialami oleh Nikita Willy adalah calon anak keduanya, dimana ia dan suami harus kehilangan saat usia kandungan berjalan 7 minggu.
“Last month, we experienced the heartbreaking loss of our precious baby at 7 weeks.” unggahan Nikita Willy di akun IG @nikitawillyofficial94 pada Selasa (20/02/24).
Nikita Willy sempat merasa terpuruk dan bersalah harus menghadapi kenyataan hidup yang begitu pahit, bahwa dirinya harus kehilangan calon anak kedua.
Akan tetapi Nikita pun harus bangkit dan mengingat kembali apa yang dikatakan oleh dokter kandungan pribadinya, kalau keguguran yang ia alami adalah proses alamiah tubuh untuk menyingkirkan kehamilan yang tidak normal.
Dengan adanya kejadian seperti ini, setidaknya nanti Nikita bisa kembali hamil dalam keadaan yang lebih sehat dan kondisi yang lebih baik.
“and I remember my doctor said misscarriage is the way your body getting rid an abnormal pregnancy that would not survive to full term,” tulis istri Indra Priawan, Nikita.
Lantas, apakah ada penyebab keguguran di usia kehamilan yang cukup muda?
Jawabannya tentu saja ada, berikut ini adalah beberapa penyebab keguguran yang kemungkinan dialami oleh Nikita Willy, antara lain:
1. Masalah Genetik: Salah satu penyebab utama keguguran pada tahap awal kehamilan adalah adanya kelainan genetik pada embrio yang membuatnya tidak dapat berkembang dengan normal. Ini bisa terjadi secara acak dan tidak dapat dihindari.
Baca Juga: Deretan Artis Gagal Caleg, Ada Gilang Dirga yang Legowo dan Dede Sunandar Jual 2 Unit Mobilnya
2. Kelainan Struktural pada Rahim: Kelainan struktural pada rahim, seperti septum uterus (pembagian rahim dengan dinding), bisa meningkatkan risiko keguguran.
3. Gangguan Hormonal: Ketidakseimbangan hormonal, seperti kadar hormon progesteron yang rendah, dapat menyebabkan gangguan pada proses implantasi embrio dan pertumbuhan janin.
4. Infeksi: Infeksi pada saluran reproduksi, seperti infeksi bakteri atau virus, dapat mengganggu perkembangan embrio dan menyebabkan keguguran.
5. Penyakit Kronis: Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko keguguran jika tidak terkontrol dengan baik.
6. Faktor Gaya Hidup: Merokok, mengonsumsi alkohol, atau penggunaan obat-obatan terlarang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.
7. Usia Ibu: Usia ibu juga menjadi faktor risiko. Wanita yang hamil di usia 35 tahun ke atas memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi karena kualitas telur yang menurun seiring bertambahnya usia.
8. Trauma atau Cedera: Trauma fisik atau kecelakaan dapat menyebabkan keguguran, terutama jika terjadi pada area perut.
9. Ketidakseimbangan Imunologi: Sistem kekebalan tubuh yang tidak seimbang atau reaksi imunologis yang tidak tepat terhadap janin dapat menyebabkan keguguran.
10. Faktor Lingkungan: Paparan terhadap zat kimia berbahaya atau radiasi dapat mengganggu perkembangan embrio dan menyebabkan keguguran.
Penting untuk dicatat bahwa keguguran pada usia kandungan 7 minggu seringkali tidak dapat dihindari, terutama jika disebabkan oleh masalah genetik atau kondisi kesehatan yang tidak dapat dikontrol.
Namun, dengan perawatan prenatal yang baik dan menjaga gaya hidup yang sehat, risiko keguguran dapat diminimalkan.
Jika seseorang mengalami keguguran atau memiliki kekhawatiran tentang risiko keguguran, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut. ***