BERITA TREN – Bagi yang belum tahun Rebo Wekasan merupakan hari Rabu terakhir Bulan Safar.
Pada hari tersebut, tersebar kepercayaan di masyarakat bahwa ada 320.000 bala yang turun.
Sebagai ikhtiar untuk tolak bala, setiap Rebo Wekasan dilaksanakan pembacaan doa-doa dan shalat tolak bala.
Baca Juga: Bacaan Doa Tolak Bala Rebo Wekasan Lengkap dengan Lafadz Latin dan Terjemahnya
Hukum Melaksanakan Shalat Rebo Wekasan
Berdasarkan tradisi turun temurun, setiap hari Rabu terakhir di Bulan Safar, masyarakat akan menjalankan amalan-amalan termasuk shalat Rebo Wekasan.
Pertanyaannya, bagaimana hukum shalat tersebut? Penjelasannya, jika diniatkan khusus shalat Rebo Wekasan, maka dihukumi tidak boleh atau haram.
Sedangkan jika diniatkan shalat sunnah mutlak, terdapat khilafiyah dari para ulama. Menurut Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, hal itu dihukumi haram.
Baca Juga: Jadwal Rebo Wekasan 2023 dan Amalan yang Dianjurkan untuk Dilakukan
Berbeda lagi dengan pendapat Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki, mengatakan jika hukumnya adalah boleh.
قلت ومثله صلاة صفر فمن أراد الصلاة فى وقت هذه الأوقات فلينو النفل المطلق فرادى من غير عدد معين وهو ما لا يتقيد بوقت ولا سبب ولا حصر له . انتهى
Artinya: Aku berpendapat, termasuk yang diharamkan adalah shalat Safar (Rebo Wekasan), maka barang siapa menghendaki shalat di waktu-waktu terlarang tersebut, maka hendaknya diniati shalat sunnah mutlak dengan sendirian tanpa bilangan rakaat tertentu. Shalat sunnah mutlak adalah shalat yang tidak dibatasi dengan waktu dan sebab tertentu dan tidak ada batas rakaatnya (Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki, Kanz al-Najah wa al-Surur, halaman 22).
Baca Juga: Keutamaan Sedekah Subuh yang Masih Jarang Disadari Banyak Orang
Tata Cara Shalat Sunnah Mutlak
Seperti pada penjelasan sebelumnya, melaksanakan shalat Rebo Wekasan hukumnya tidak boleh, untuk itu bisa diniatkan shalat sunnah mutlak. Berikut tata cara pelaksanaannya:
-
Niat shalat sunnah mutlak dua rakaat
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla
Artinya: Saya niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala. -
Setelah membaca al-Fatihah, baca Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas sekali setiap rakaat.
-
Lakukan shalat sebagaimana biasanya dua rakaat.
Baca Juga: Apa Saja Tajwid Hukum Nun Sukun dan Tanwin? Orang Muslim Wajib Tahu!
-
Setelah salam, membaca doa meminta perlindungan kepada Allah SWT dari bala
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ يَاشَدِيْدُالْقُوَّى وَيَاشَدِيْدَالْمِحَالِ اّللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُبِكَ بِكَلِمَتِكَ التَّّآمَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرِّيحِ الْاَحْمَرِ وَمِنَ الدَّاءِ الْاَكْبَرِ فِي النَّفْسِ وَالدَّمِّ وَاللَّحْمِ وَالْعُظْمِ وَالْْجُلُوْدِ وَالْعُرُوقِ سُبْحَانَكَ إِذَاقَضَيْتَ اَمْرًا أَنْ يقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونَ, اَللهُ اَكْبَرْاَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ برحمتك يآارحم الرّا حمين
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang, dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘jadilah’ maka ‘jadilah ia’.
Pelaksanaan shalat ini merupakan bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT agar dijaga dari berbagai marabahaya. ***