BERITA TREN – Setiap manusia pasti memiliki hajat atau keinginan dalam hidupnya, dan memperbanyak doa serta amalan menjadi salah satu cara agar hajat kita mudah dikabulkan.
Namun ada sebuah kisah dari Imam Ahmad tentang sebuah amalan sederhana namun justru melalui amalan tersebut hajat hidup seseorang selalu dikabulkan oleh Allah SWT.
Meskipun sebuah amalan yang cukup sederhana, namun orang tersebut mengamalkanya secara istiqomah, terus menerus hingga menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupanya.
Pada tulisan kali ini tim BeritaTren.com akan membagikan kisah hikmah dari Imam Ahmad bin Hambal yang disampaikan oleh Dr.Fahrudin Faiz.
Suatu hari Imam Ahmad sangat ingin pergi ke Basrah, Irak, dan akhirnya dirinya berangkat dengan penampilan yang seperti orang biasa.
Pada saat itu Imam Ahmad sudah menjadi seorang ulama besar dan terkenal, namun kebiasaan dirinya jika pergi ke suatu tempat tidak ingin dikenal sebagai orang besar.
Baca Juga: Deretan 5 Smartwatch Yang Bagus Untuk Wanita: Mulai dari yang Termurah sampai ke yang Termahal
Sesampainya di Basroh Imam Ahmad beristirahat di sebuah masjid dan sholat di sana, beliaupun berniat untuk ikut bermalam di masjid tersebut.
Namun datanglah seorang marbot masjid dan mengusirnya dengan cara mendorong-dorong tubuh Imam Ahmad, bahkan untuk ikut bermalam diteras masjid pun tidak diijinkannya.
Hingga akhirnya Imam Ahmad terdorong ke tepian jalan, tak lama seorang penjual roti yang sedari tadi memperhatikan kejadian tersebut memanggilnya.
Sambil berbincang di kedai rotinya penjual tersebut menawarkan Imam Ahmad untuk bermalam di rumahnya meskipun tempat tinggalnya tidak begitu luas.
Selama bersama penjual roti, Imam Ahmad menyaksikan pemandangan yang tidak biasanya, Si Penjual Roti selalu menggumamkan istighfar yang tidak putus-putusnya.
Hanya sesekali terhenti saat berbicara dengan orang lain, selebihnya mulutnya selalu basah dengan bacan istighfar tersebut.
Imam Ahmad pun mempertanyakan kebiasaanya tersebut, ternyata dirinya menjadi penjual roti bacaan istighfar selalu mengisi hari-harinya.
“30 tahun lebih aku istiqomah beristighfar, tidak ada hajat yang saya minta pasti dikabulkan oleh Allah SWT” ucap penjual roti.
“Semua dikabulkan?”, tanya Imam Ahmad. Penjual roti menjelaskan semuanya, namun ada satu saja hajatnya yang belum terkabulkan.
Merasa penasaran Imam Ahmad bertanya hajat seperti apa yang hingga saat ini belum terkabulkan tersebut.
Penjual Roti berkata, “Aku minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad.”, mendengar jawaban itu Imam Ahmad langsung bertakbir.
“Allahu Akbar, ternyata yang mendatangkan aku jauh-jauh dari Baghdad sampai ke Bashroh ini, bahkan sampai didorong-dorong oleh marbotnya masjid itu ternyata istighfarmu”, kata Imam Ahmad.
Penjual roti itu terkejut dan bertakbir, dirinya tidak pernah menyangka, jika orang yang diajak menginap di rumahnya adalah seorang ulama besar yang ia rindukan untuk berjumpa.
***
