BERITA TREN – Tanggal 17 Ramadhan adalah hari bersejarah bagi umat islam, sebagai tonggak bangkitnya kekuatan kaum muslimin.
Secara sumber kekuatan perang pasukan kaum muslimin jauh dibawah kekuatan pasukan musuh, namun keyakinan akan janji Allah dan kemuliaan telah melahirkan sebuah kemenangan yang gemilang.
Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah perang yang terabadikan dalam Al-Quran tersebut, sebagai umat Nabi Muhammad SAW sudah sepantasnya untuk memaknai perstiwa bersejarah ini.
17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah adalah hari dimana terjadinya pertempuran dasyat dan menjadi ujian bagi keimanan kaum muslimin saat itu.
1000 prajurit Quraisy dimana 600 diantaranya berbaju besi, lengkap dengan tunggangan 700 unta dan 300 kuda.
Sementara dari kaum muslimin hanya berjumlah 314 prajurit dan sebagian besar adalah kaum anshar, dilengkapi 70 Unta dan 3 ekor kuda.
Baca Juga: MasyaAllah! Begitu Besar Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke 18, Jangan Sia-Siakan!
Dalam kondisi seperti ini keyakinan kaum muslimin dipertaruhkan, hanya dengan dasar percaya kepada Allah dan Rasulnya sajalah yang membuat mereka mau maju ke medan pertempuran.
Melalui strategi perang yang dibangun oleh Rasulullah dengan mengumpulkan saran dari para sahabat, kaum muslimin mampu menguasai medan pertempuran dengan baik.
Rasulullah bersabda, “Demi Dzat yang diriku ada pada genggamannya pada hari ini tidak seorangpun berjuang melawan mereka lalu gugur dalam kondisi sabar dan mengharap ridho Allah serta pantang mundur kecuali Allah akan memasukanya ke dalam surga Allah”.
Baca Juga: Berapa Ukuran Amplop Lebaran? simak ukuran amplop dengan ukuran horizontal dan juga vertikal
Sebuah kalimat yang telah membakar semangat kaum muslimin dalam menjemput syahid atau kemenangan.
Rasulullah SAW juga bermunajat memohon pertolongan kepada Allah dalam sujudnya yang panjang sesaat sebelum pertempuran dimulai.
Hingga akhirnya Allah menghadiahkan kemenangan yang besar bagi kaum Muslimin dengan segala keterbatasanya dibandingkan dengan pasukan musuh.
Ada hikmah penting yang dapat kita petik dalam peristiwa perang Badar tersebut yang tepat terjadi di bulan Ramadhan, diantaranya adalah:
Pertama, di saat kita sedang berpuasa Ramadhan bukan alasan untuk bermalas-malasan, tetapi justru memontum bagi kita untuk memberikan yang terbaik.
Kedua, pentingnya bermusyawarah dan meminta pendapat orang lain dalam membuat keputusan untuk kepentingan berjamaah.
Ketiga, pentingnya doa dalam setiap rencana dan langkah yang kita lakukan. Karena di sana sebuah pengharapan dan kepasrahan menjadi satu.
Baca Juga: 4 Kisah Mukjizat Nabi Muhammad SAW Untuk Diceritakan kepada Anak-Anak: Tanamkan Keimanan Sejak Dini
Keempat, selalu bertawakal kepada Allah, tidak ada yang lebih tau segala urusan kecuali Allah SWT termasuk apa yang akan terjadi dihadapan.
Kelima, selau bersikap ikhlas, menginginkan balasan terbaik yang akan Allah berikan bagi hambanya yang maksimal mengerjakan sesuatu.
***