BERITA TREN – Pada bulan Muharam, anjuran puasa sunnah yang paling dikenal yaitu pada tanggal 9 dan 10.
Namun ternyata selain dua tanggal tersebut, pada 11 Muharam juga terdapat anjuran untuk menjalankan puasa sunnah.
Sebenarnya apa alasan munculnya anjuran tersebut dan bagaimana dengan lafadz niat puasanya?
Sejarah Disyariatkan Puasa di Bulan Muharam
Berdasarkan sejarah yang tercatat, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berpuasa pada hari Asyura yaitu sebagai wujud rasa syukur terhadap kemenangan Nabi Musa AS.
Lantas mengapa ada anjuran untuk puasa tasu’a juga?, berdasarkan keterangan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa hal itu bertujuan untuk membedakan dengan kebiasaan orang Yahudi. Hadits tersebut berbunyi:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ. (رواه مسلم)
Terjemah: “Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: ‘Rasulullah SAW hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: ‘Hari ini adalah hari dimana Allah SWT memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa’. Kemudian Nabi SAW bersabda: ‘Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian’. Lalu Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura.” (HR Muslim)
Baca Juga: Syarat2 Hewan Qurban Ternyata Berbeda, Mulai Sapi, Kambing Sampai Unta, Mau Pilih Hewan Apa untuk Tahun Ini?Sedangkan untuk puasa di hari ke 11 Muharam ada yang mengatakan anjuran tersebut berasal dari hadits dhaif atau lemah yang berbunyi:
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ ، وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Puasalah pada hari Asyura’ dan berbedalah dengan orang Yahudi. Berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”. [HR. Ahmad]
Perihal status hadits di atas, ulama berbeda pedapat. Disebutkan bahwa syaikh Al-Albani, Al-Mubarafkfury dll menghukuminya sebagai hadits dhaif. Berbeda dengan lainnya, syaikh Ahmad Syakir berbendapat bahwa haditsnya sah.
Lebih lanjutnya, dibahas bahwa anjuran puasa tanggal 11 Muharam dirujukkan pada haidts yang membahas perihal keumuman keutaman puasa di bulan Muharam, bunyinya sebagai berikut:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (bulan) al-Muharram”.[HR.Muslim: 1163]
Terkait puasa 11 Muharam, ada yang menyebutkan bahwa alasan anjurannya adalah untuk membedakan dengan kebiasaan kaum Yahudi yang umumnya hanya puasa di tanggal 10 Muharam saja. ***
Baca Juga: Doa Menyembelih Hewan Kurban yang Diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW