BERITA TREN – Buat yang suka travelling, sekali-kali coba tapakkan kaki di Negeri Laskar Pelangi, Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Tapi nggak sempurna rasanya kalau wisata ke sini tak singgah di Manggar yang berjuluk ’Kota 1001 Warung Kopi’ ini.
Manggar adalah ibukota Kabupaten Belitung Timur, kota kecamatan yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian di Belitung Timur. Menawan karena memiliki banyak pilihan destinasi wisata, baik kuliner maupun bahari.
Berkunjung Wisata di Kota Manggar, Belitung Timur kita akan disuguhi pemandangan unik keseharian warga yang gemar nongkrong di warung menyeruput kopi yang buka 24 jam.
Baca Juga: 9 Destinasi Wisata di Bangka Belitung yang Wajib Didatangi, Ada Banyak Panorama Alam yang Cantik!
Hampir setiap sudut dan jalan-jalan di kota ini, berderet kedai atau warung kopi yang oleh warga setempat sebut, warmindo (Warung Kopi Indomie). Tak salah julukan ‘Kota 1001 Warung Kopi’ disematkan untuk kota Manggar, Belitong.
Predikat tersebut dikukuhkan oleh Gubernur Bangka Belitung pada tahun 2011, setelah berhasil pecahkan rekor MURI minum kopi susu yang diikuti oleh 15.000 orang. Amazing!
Wisatawan domestik asal Pati, Jawa Tengah, Agus mengingatkan, hati-hati jika ke Belitung Timur. Cek benar tujuan bandaranya, jangan salah rute pesawat, bisa nggak sepele urusannya.
“Tahun 2018 saya pernah kesana, salah bandara. Terpaksa harus balik lagi naik pesawat ke Soekarno-Hatta, baru pulang lagi ke Belitong tapi dengan tujuan bandara berbeda,” tutur Agus kepada BeritaTren.com, Kamis (25/05/2023).
Seperti diketahui, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki 2 landasan pesawat udara, satu adalah Bandara Depati Amir yang ada di Kota Pangkal Pinang, pulau Bangka, dan satunya adalah Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin.
Bandara HAS Hanandjoeddin sebelumnya bernama Bandara Buluh Tumbang ada di Tanjung Pandan, pulau Belitung.
Jarak tempuh Kota Tanjung Pandan ke Manggar sekitar 1,5 jam dengan kondisi jalan mulus.
Untuk bepergian di Belitong (; aksen warga setempat) wisatawan perlu memesan transportasi, karena akan kesulitan kalau berharap kendaraan atau transportasi publik di pulau ini.
Kalau soal keamanan tidak perlu diragukan di pulau kecil ini, Belitong relatif aman.
Baca Juga: Anti Mainstream! Berikut Ini Daftar Wisata Pantai di yang Wajib Dikunjungi Wilayah Kabupaten Malang
Bangka Belitung memiliki beragam suku bangsa dan agama. Komunitas terbanyak adalah suku Melayu Bangka dan Sawang. Ada juga Tionghoa dan selebihnya suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Aceh, Minahasa, Bugis dan suku lainnya.
Kabupaten Belitung Timur nyaris dikelilingi lautan, ada Laut Cina Selatan di perbatasan bagian utara, ada Laut Jawa di selatan, di barat berbatas dengan Kabupaten Belitung, dan di sebelah timur berbatas dengan Selat Karimata.
Menurut Koh A Liem sumber BeritaTren.com di Gantong, Manggar awalnya merupakan kawasan pusat penambangan timah pada abad ke-19.
Pada dasawarsa 1860-an, seorang ahli tambang Belanda dari Billiton Maatschappij bernama De Groot membentuk distrik penambangan yang disebut Burong Mandi Lenggang.
Tahun 1863 di sebelah kanan Sungai Manggar berdiri sebuah tambang timah, pada tahun 1866 nama distrik ini berubah menjadi Manggar.
Sejak 8 Oktober 1871, pendatang dari Tiongkok mulai membanjiri kawasan pertambangan ini. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Manggar.
Pada masa perang kemerdekaan berkecamuk, akhir tahun 1945, Belanda berhasil menduduki kembali kota ini.
“Pernah merasakan masa jaya pertambangan timah, dimana penduduk lokal menjadi juragan atau majikan. Tradisi itulah yang tampak dari kebiasaan warga setempat duduk nongkrong di warung kopi hingga kini,” tutur Koh A Liem.
Koh A Liem menunjukkan tempat favorit warga nongkrong adalah ‘Warung Kopi Millenium 2000’, lokasinya di Jl. Eks Bioskop Mega, No. 106, tepat depan Hotel Quest, dan tak jauh dari Tugu 1001 Warung Kopi.
Tugu 1001 Warung Kopi merupakan ikon lambang budaya ngopi di Belitong, dibangun di Jl. Lipat Kajang, Desa Baru, Kota Manggar.
“Mun lum ngopi di Warkop Millenium, rase, e…!!! Lum sampai di Manggar,” celoteh orang Belitong, yang artinya ‘Kalau belum minum kopi di Warkop Millenium, rasanya belum tiba di Manggar’.
Baca Juga: Mengenal Padusan, Tradisi Jelang Puasa Ramadhan 2023 yang Unik dan Menarik dari Jawa
Pemerintah Daerah berhasil mengubah kawasan eks pertambangan timah ini menjadi daerah tujuan wisata yang banyak menyedot wisatawan tak hanya domestik tetapi juga mancanegara.
Belitong yang dikenal sebagai Negeri Laskar Pelangi kian mendunia setelah Andrea Hirata, novelis kelahiran Desa Gantong, Belitung Timur merilis novel populer karangannya “Laskar Pelangi” pada tahun 2005, kini sudah diterjemahkan lebih dari 50 bahasa.
Dari desa inilah, penulis Andrea Hirata melahirkan buku fenomenal Laskar Pelangi yang sudah diangkat ke layar lebar. Buku dan film terkenal itu membuka mata dunia hingga pecinta travelling tergerak datang dan tercengang kagum dengan pesona pulau mungil ini.
Berkunjung ke pulau mungil ini kita akan disuguhi panorama indah dari destinasi yang ada, BeritaTren.com merangkum sebagian untuk pembaca.
Replika SD Laskar Pelangi
Bangunan di atas bekas pertambangan timah ini merupakan replika dari SD Muhammadiyah yang saat ini telah berganti nama menjadi Mts Muhammadiyah. Berada di Jl. Laskar Pelangi, Lenggang, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
Selain bangunan dijaga mirip kondisi aslinya, daya tarik lainnya adalah adanya pasir putih, dan halus yang ada di sekitar bangunan. Pasir ini didatangkan dari daerah sekitar, ditumpuk sehingga membentuk bukit kecil tempat SD Laskar Pelangi berdiri.
Kawasan yang dulu sepi dan penuh semak belukar kini disulap menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi pelancong.
Baca Juga: Daya Tarik Wisata Pulau Komodo yang Tiada Duanya di Dunia, Wajib Masuk Daftar Traveling!
Rumah Keong dan Dermaga Kirana
Di tepi sungai Langgen, masuk wilayah Desa Lenggang, lokasinya tepat di depan SD Laskar Pelangi, ada tempat wisata terkenal, namanya Rumah Keong atau rumah rotan.
Dibangun diatas danau yang disebut kolong oleh masyarakat Belitong, yaitu galian bekas penambangan pasir. Destinasi ini memadukan arsitektur rotan dengan alam Desa Lenggang.
Desainnya mirip rumah keong, terbuat dari anyaman rotan. Bangunan ini menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat dan berlindung dari sengatan matahari. Lantainya terbuat dari papan, yang dibangun kira-kira satu meter dari permukaan tanah.
Lantai ini sebenarnya adalah dermaga yang dibangun berbentuk zig-zag hingga hampir menutupi setengah danau. Panorama pegunungan yang indah di kejauhan dengan jernihnya air danau menjadi tempat indah untuk beristirahat dan foto-foto pengunjung.
Baca Juga: 5 Tempat Surga Wisata yang Masih Tersembunyi di Indonesia, Ternyata Tersebar di Seluruh Negara Guys!
Kampoeng Ahok
Tempat ini memang mengingatkan kita pada sosok Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama. Mantan Bupati Belitung Timur yang pernah jadi Gubernur DKI Jakarta itu memang lahir di sini. Kampung Ahok ini berupa galeri atau rumah panggung Belitong, dan tidak ada nuansa politis.
Pengunjung bisa masuk gratis, bahkan tidak ada tukang parkir. Di dalam rumah panggung terdapat kursi, meja, dan almari. Beberapa hiasan dinding berupa foto-foto dan karikatur Ahok. Tersedia aneka souvenir dan oleh-oleh makanan khas Belitong.
Kampung Ahok kini telah berganti nama menjadi Kampung Fi Fi, atas permintaan keluarga karena ybs sudah tak mau lagi dipanggil Ahok. Tempat ini berada di Jl. KA Bujang, Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Belitung Timur.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Selangor Malaysia yang Tidak Hanya Menarik tapi Penuh Informasi
Museum Kata Andrea Hirata
Tak jauh dari Kampoeng Ahok terdapat Museum Kata Andrea Hirata milik penulis novel fenomenal Laskar Pelangi.
Menurut penjaga di sana, Museum Kata ini dibangun untuk menginspirasi generasi muda Indonesia terutama yang ada di Belitong, agar berani bermimpi sesuai semangat Laskar Pelangi.
Koleksi di museum ini ada lebih dari 200 literatur berbagai genre, mulai dari literatur musik, film, anak, seni, hingga literatur arsitektur. Tak hanya karya penulis luar, kearifan lokal juga ikut mewarnai koleksi yang ada.
Warkop Manggar
Bagi penikmat kopi, minum kopi dengan cita rasa khas adalah kenikmatan yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Selalu ada banyak rasa dan cerita dari segelas kopi.
Menikmati kopi di kota Manggar menjadi keasyikan tersendiri, suasana santai dan ramah dari setiap pengunjung dapat menghilangkan rasa lelah dan jenuh. Belum lengkap rasanya mengunjungi Manggar kalau tak mencicipi kenikmatan kopi di sini.
Mariana (34), pelancong dari Kalimantan Timur menuturkan pengalamannya selama berlibur di Belitong. Wanita cantik dari suku Dayak Kayan itu mengaku sangat menikmati seruput kopi Manggar.
“Kopi ‘O’ Kota Manggar sangat nikmat,” kata perempuan yang menggemari kopi espresso ini.
Kontributor BeritaTren.com, Dede yang kebetulan ada di Warmindo Afui, Kota Manggar, menjelaskan, yang dimaksud kopi O disini adalah kopi original.
“Menariknya, pengakuan dari pemilik Warmindo Afui ini, kopi-kopi di Belitong ini justru didatangkan dari Lampung,” terang Dede, Kamis, (24/05/2023).
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Rekreasi Di Phuket Thailand yang Tidak Hanya Mempesona Tapi Juga Memorable
Sepanjang sejarahnya, Manggar di Belitong ini memang selalu membanggakan.
Karena dikelilingi laut, Manggar juga kaya dengan destinasi bahari. Banyak pantai yang belum tersentuh, sebut saja Pantai Lalang, Pantai Serdang (Panser), dan Pantai Keramat yang ada di Kampung Ban Motor, Manggar.
Belitong juga memiliki wisata air terjun dan gunung yang menantang untuk dikunjungi. ***
