BeritaTren.com – Wae Rebo merupakan salah satu Desa Adat Tradisional yang ada di Flores, yang tidak hanya hadir dengan keunikannya tapi juga menarik untuk dikunjungi. Nama desa tersebut adalah Desa Wae Rebo.
Ada alasan mengapa pemerintah dan masyarakat setempat tetap menjaga kelestarian yang menjadi keunikan dari Desa Wae Rebo.
Salah satunya adalah untuk menjaga keasliannya yang dianggap bisa menarik perhatian turis mancanegara untuk bisa datang dan berekplorasi di desa ini.
Letak Desa Wae Rebo yang berada di ketinggian juga menjadi daya tariknya tersendiri, walaupun harus mendaki gunung tapi masih banyak turis lokal dan mancanegara yang menjadikan Wae Rebo sebagai salah satu tujuan wisatanya selain Pulau Komodo.
Di Desa Wae Rebo wisatawan juga memiliki kesempatan untuk bisa langsung melihat rumah adat yang terkenal di sana, yakni Mbaru Niang.
Mbaru Niang ini sendiri merupakan rumah adat yang hanya ada 7 rumah saja. ciri khas dari rumah adat Mbaru Niang adalah rumah yang terbuat dari kayu dengan atap dari ilalang yang dianyam berbentuk seperti kerucut ke atas.
Menariknya pada tahun 2012 lalu, rumah adat Mbaru Niang yang ada di Desa Wae Rebo mendapatkan penghargaan dari UNESCO loh!
Tapi pesona dari Desa Wae Rebo tidak hanya terletak pada rumah adatnya yang unik, melainkan juga bisa dilihat dari keindahan alam perbukitannya dan hamparan hutan hijau yang luas terbentang.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata yang Terkenal dengan Pantangannya di Indonesia, Salah Satunya di Bali!
Advertisement. Scroll to continue reading.
Saat bukit Desa Wae Rebo diselimuti oleh kabut, keindahannya semakin terpancar apalagi melihat tujuh rumah Mbaru Niang yang tertutup oleh kabut di pagi semakin nampak mempesona.
Oleh sebab itu mengapa banyak orang yang bilang kalau hanya di Desa Wae Rebo saja yang mendapatkan julukan “Desa di Atas Awan”.
Sebab bila diukur secara geografis, letak dari Desa Wae Rebo ini terletak di atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Letak dari Desa Wae Rebo sendiri adalah di Kabupaten Manggarai, tepatnya berada di Kecamatan Satarmese Barat.
Meski desa ini sangat kecil, tapi pesonanya sudah mendunia. Bahkan tidak sedikit setiap tahunnya keindahan dan keunikan dari Desa Wae Rebo berhasil memancing traveler, tidak hanya dari Indonesia saja, tapi juga dari luar negeri.
Lantas, bagaimana cara untuk bisa pergi ke Wae Rebo?
Nah kalau kamu tertarik ingin pergi ke Wae Rebo maka kamu harus mengambil rute dari Ruteng, nantinya dari Ruteng kamu melanjutkan perjalanan ke Desa Denge, yang mana merupakan desa terakhir sebelum kamu menuju Wae Rebo.
Untuk bisa ke Desa Denge ini sebelumnya kamu harus naik ojek atau truk kayu yang bisa kamu temui di terminal Mena. Kalau kamu ingin naik ojek maka kamu harus menyiapkan ongkos sekitar 100 ribu sampai 200 ribu rupiah. Tapi kalau ingin naik truk kamu bisa negosiasi dengan supirnya.
Sesampainya di Desa Denge kamu masih harus melanjutkan perjalanan kurang lebih 3 sampai 4 jam dengan berjalan kaki untuk bisa sampai ke Desa Wae Rebo.
Kenapa harus jalan kaki? Karena desa ini berada di atas bukit, jadi kamu harus mendaki untuk bisa sampai ke tempat tujuan.
Perjalanan yang harus kamu tempuh memang terbilang sulit, tapi ketika kamu sudah sampai di sana dijamin rasa lelah karena harus mendaki bukit akan terbayarkan dengan keindahan dan keunikan dari Desa Wae Rebo.
Setelah sampai di Wae Rebo kamu tidak bisa langsung pergi begitu saja, sebab ada satu kebudayaan atau adat yang mereka simpan sampai saat ini, yakni setiap wisatawan yang menginjakkan kaki ke desa ini wajib untuk pergi ke Rumah Gendang.
Di Rumah Gendang ini nantinya kamu akan melaksanakan upacara adat penyambutan, salah satunya adalah menikmati koipi khas Flores yang dibuatkan langsung oleh masyarakat Wae Rebo.
Saat malam tiba kamu dan rombongan biasanya akan ditawarkan untuk menginap di salah satu rumah Mbaru Niang.
Tidak hanya rumah adatnya saja yang menjadi daya tarik, di Desa Wae Rebo kamu juga bisa menikmati kopi khas Flores dan kain cura yang merupakan kain khas dari Desa Wae Rebo.
Kamu bisa membawa kopi dan kain khas Wae Rebo sebagai oleh-oleh loh! Untuk harganya sendiri terbilang cukup murah, yakni sekitar 150 ribu sampai 5000 ribu rupiah untuk harga kain tenun khas Wae Rebo. Dan 35 ribu sampai 50 ribu rupiah untuk harga kopinya baik yang bubuk atau masih biji.
Bagaimana, sangat menarik sekali bukan? Yuk, buruan nabung dari sekarang untuk bisa menikmati keindahan dan keunikan dari Desa Wae Rebo yang ada di Flores!***