Berita Tren – Treners, apakah kamu pernah berkunjung ke Museum Bahari Jakarta?
Kalau belum berikut ada ulasan mengenai bangunan tua yang kini dijadikan sebagai museum dan dikenal dengan sebutan Museum Bahari.
Museum Bahari Jakarta adalah museum yang menyimpan koleksi berbagai macam benda kelautan yang bersangkutan dengan nelayan, dari Sabang hingga Merauke.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata di Ubud yang Gak Cuma Seru Tapi Beredukasi Banget! Ada 5 Museum Keren
Lokasi museum berada diseberang Pelabuhan Sunda Kelapa, tidak jauh dari Museum Kota Jakarta.
Sebagai informasi, Museum Bahari Jakarta ini merupakan salah satu museum yang berada dibawah pengawasan Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dari delapan museum yang ada di Jakarta.
Ternyata, Museum Bahari Jakarta juga menyimpan banyak keunikan. Penasaran ada apa saja? Yuk simak ulasannya dibawah!
Sejarah
Sebelum menjadi museum, pada masa kependudukan Belanda adalah gudang yang mempunyai fungsi untuk menyimpan, memilih, dan mengepak komoditi hasil bumi yakni rempah-rempah.
Baca Juga: Apa Manfaat Adanya Museum Seni Rupa Kontemporer ? Jadi Ini Dia Beragam Manfaatnya
Bangunan ini berdiri persis di samping muara Ciliwung, dan memiliki dua sisi.
Sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen/ Gudang Barat, gudang pada bagian ini terdiri dari empat unit bangunan, dimana tiga unitnya sekarang digunakan sebagai bagian dari Museum Bahari Jakarta.
Sisi timur disebut Ooszijdsche Pakhuizen/ Gudang Timur.
Gedung tersebut awalnya dipakai sebagai tempat penyimpanan barang dagangan utama VOC seperti rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil.
Kemudian pada zaman kependudukan Jepang, gedung ini beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan barang logistik. Setelah pada akhirnya Indonesia merdeka, bangunan tersebut dipakai oleh PLN dan PTT sebagai gudang.
Baca Juga: Harga Tiket dan Jam Buka Museum 3D De Mata Trick Eye di Yogyakarta
Bangunan yang berdiri pada tahun 1652-1771 ini akhirnya dipugar kembali pada tahun 1976, yang kemudian pada tanggal 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Koleksi Museum
Ada 850 item koleksi yang menjadi saksi bisu kejayaan nenek moyang kita saat di laut.
Diantaranya ada 107 koleksi miniatus perahu, 19 perahu asli.
Selain perahu, ada pula koleksi lainnya seperti peralatan yang biasa digunakan oleh pelaut pada masa lalu yakni alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar, meriam, kemudian ada pula koleksi foto-foto, biota laut.
Bahkan museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, make Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritime Nusantara, serta perjalanan kapal KPM Batavia-Amsterdam.
Renovasi
Pada tahun 2014, museum ini mengalami renovasi. Renovasi ini dilakukan untuk memperbaiki koleksi sekaligus menambah fasilitas museum, sehingga dapat lebih menarik minat wisatawan.
Setelah diadakan renovasi museum ini sudah dilengkapi dengan café dan ruang teater, yang akan menampilkan tayangan seputar dunia bahari Indonesia.
Rute Mencapai Museum
Untuk mencapai ke Museum Bahari Jakarta, kamu hanya perlu naik bus Transjakarta dari Halte Kota.
Setelah itu, naik lagi Metromini Kopami 02 ke arah Muara Angke. Biasanya kamu akan diturunkan di simpang Pasar Ikan, kemudian cukup jalan kaki sebentar untuk sampai ke museum.
Jam kunjung museum adalah 09.00 – 15.00 WIB, dari Selasa hingga Minggu. Pada hari libur sekolah, museum tetap dibuka.
Harga tiket masuk museum ini termasuk murah, karena kamu cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 5.000,- untuk dewasa dan Rp. 2000,- untuk anak-anak.
Restoran sekitaran Museum Bahari Jakarta
Kalau jalan-jalan biasanya paling engga enak kalau tidak icip-icip kuliner, jadi saat kamu lapar ketika selesai berkunjung ke Museum Bahari.
kamu dapat singgah ke restoran-restoran berikut yang berada di sekitaran museum. Yaitu:
- VOC Galangan Restaurant
- Raja Kuring Restaurant
- Gedong Galangan
- Starbucks – Dunia Fantasi
- Kembang Goyang
Bagaimana, semakin tertarik bukan untuk mengunjungi Museum Bahari Jakarta? Ayo ajak keluarga dan teman-teman kamu untuk berkunjung ke Museum Bahari Jakarta ramai-ramai!***