BERITA TREN – Kebanyakan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jawa pasti sudah tidak asing dengan Rebo Wekasan.
Rebo Wekasan sendiri adalah hari Rabu terakhir pada bulan Safar yang dipercaya hari di mana ribuan balak diturunkan.
Oleh karenanya, banyak yang melaksanakan ibadah-ibadah dengan niatan agar dihindarkan dari bala dan berbagai kesialan.
Baca Juga: 10 Kata Mutiara dari Mahatma Gandhi yang Akan Mengubah Pemikiranmu
Di tahun 2023 yang bertepatan dengan 1445 H ini Rebo Wekasan jatuh pada tanggal 13 September.
Ada mitos-mitos yang berkembang di masyarakat dan hingga kini masih dipercayai, termasuk larangan menikah dan keluar rumah.
Ini Mitos Rebo Wekasan yang Telah Berkembang Secara Turun-Temurun
Tradisi pringatan Rebo terakhir di Bulan Safar sudah berlangsung sejak lama di kalangan masyarakat Jawa, Madura, Sunda, dan lainnya.
Baca Juga: Sudah End Season 2! Ini Fakta-Fakta yang Terungkap pada The First Responders 2 Episode 12
Secara turun-temurun, berkembang juga mitos-mitos terkait Rebo wekasan. Apa saja itu? Jawaban lengkapnya bisa ditemukan di bawah ini:
1. Dianggap Mendatangkan Musibah
Dalam kepercayaan masyarakat Arab kuno, berkembang kepercayaan bahwa di Bulan Safar merupakan hari diturnkannya 320.000 bala.
Dari semua hari di Bulan Safar, Rebo Wekasan dianggap sebagai puncaknya sehingga manusia dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga: Catat! Ini Waktu Terbaik Melihat Puncak Hujan Meteor Perseid 13 Agustus 2023
2. Larangan Keluar Rumah
Selain di malam satu Suro, ternyata berkembang juga mitos larangan keluar rumah pada hari Rebo Wekasan.
Masyarakat percaya bahwa orang yang keluar rumah tepat di hari itu, maka akan terkena musibah seperti halnya kecelakaan atau tertimpa kesialan lainnya.
3. Tidak Boleh Menikah
Satu lagi mmitos terkait Rebo Wekasan yang dipercaya hingga kini adalah larangan menikah tepat di hari Rabo terakhir bulan Safar.
Baca Juga: Seller Shopee Live Kecewa, Cerita Kalo Fitur yang Satu Ini Rugikan Penjual! Begini Kronologinya
Jika dilanggar, diyakini pernikahan yang dilaksanakan tidak akan bertahan lama dan berakhir dengan perceraian.
Kepercayaan mengenai mitos di atas memang telah berkembang dan turun temurun, akan tetapi untuk mempercayainya atau tidak tetap kembali ke pribadi masing-masing.***