Revolusi otomatisasi telah mengubah wajah dunia kerja secara drastis, membawa kemajuan yang signifikan di berbagai sektor. Teknologi seperti robotika, kecerdasan buatan (AI), dan otomatisasi proses telah memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan menghasilkan produk serta layanan dengan lebih cepat. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah otomatisasi akan menggantikan peran manusia, atau justru menjadi pendukung tenaga kerja?
Salah satu dampak utama otomatisasi adalah hilangnya pekerjaan yang bersifat repetitif atau manual. Pekerjaan di pabrik, gudang, dan sektor layanan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini sering digantikan oleh robot atau perangkat lunak canggih. Namun, fenomena ini tidak hanya menciptakan kekhawatiran, tetapi juga membuka peluang baru. Perusahaan kini membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan yang lebih tinggi untuk mengelola, memelihara, dan mengembangkan teknologi tersebut.
Baca Juga: Dampak Teknologi di Dunia Kerja: Dari Otomatisasi hingga Inovasi
Di sinilah pentingnya upskilling atau peningkatan keahlian tenaga kerja. Mahasiswa di berbagai jurusan kuliah dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan ini. Contohnya, mahasiswa teknik industri dapat mempelajari cara mendesain sistem otomatisasi yang efisien, sementara mahasiswa teknik informatika atau sistem informasi dapat mengembangkan perangkat lunak yang mendukung proses tersebut.
Selain itu, jurusan manajemen sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam membantu organisasi melakukan transisi ke era otomatisasi. Mahasiswa di bidang ini dapat belajar merancang strategi pelatihan untuk tenaga kerja agar mereka mampu beradaptasi dengan teknologi baru. Di sisi lain, mahasiswa psikologi industri dapat membantu mengelola dampak emosional atau ketakutan yang mungkin muncul akibat perubahan tersebut.
Baca Juga: Ayo Belajar! Kumpulan 10 Soal UAS PKN Kelas 6 SD MI Semester 1 Kurikulum Merdeka
Penting untuk dipahami bahwa otomatisasi bukan sekadar pengganti tenaga kerja manusia, melainkan alat untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan pekerjaan baru yang lebih kompleks. Kolaborasi antara tenaga manusia dan teknologi menjadi kunci keberhasilan revolusi ini. Dengan pendekatan yang tepat, otomatisasi dapat menjadi katalisator untuk menciptakan ekosistem kerja yang lebih dinamis dan inklusif, di mana manusia tetap memegang peran strategis sebagai inovator dan pengambil keputusan.