BERITA TREN – Kasus perundungan yang melibatkan anak dari artis dan musisi Vincent Rompies belakangan menyita perhatian netizen dari berbagai platform media sosial yang ada.
Banyak dari netizen yang mulai untuk saling mengajak netizen lainnya melihat kasus perundungan yang terjadi belakangan ini tidak melihat dari posisi pelakunya saja.
Akan tetapi juga harus melihat dari posisi korban perundungan, yang ternyata tidak bisa dibilang sebagai anak yang baik-baik saja.
Tidak ingin terkena prank untuk kesekian kalinya dari kasus yang viral di media sosial, beberapa netizen mulai membuka pikiran.
Karena bisa saja kasus perundungan yang terjadi di Binus School Serpong yang melibatkan anak dari Vincent Rompies, yakni Farel Legolas Rompies, bisa saja terjadi karena adanya penyebab.
Beberapa netizen mengatakan bahwa tidak akan ada asap bila tidak ada api, dan tidak akan ada akibat apabila tidak ada sebab.
Setelah kasus ini ditelusuri oleh netizen Indonesia yang terkenal dengan keahliannya sebagai mata-mata profesional, ternyata ada beberapa hal yang harus dilihat.
Korban perundungan yang terjadi sehingga menyebabkan seorang siswa Binus School Serpong harus dirawat di rumah sakit, juga memiliki sifat yang tidak bisa dibenarkan.
Beberapa siswi yang bersekolah di sekolah yang sama mengungkapkan, bahwa korban memiliki sifat yang tidak baik.
Adapun sifat yang dimaksud adalah sering melecehkan siswi-siswi yang ada di Binus School Serpong.
Hal tersebut ia lakukan karena merasa memiliki ketenaran tersendiri sehingga harus mendapatkan effort yang bisa membuatnya bergabung di Geng Tai.
“Banyak omongan tentang Geng Tai lah, Vincent lah. Semua sorot ke pelakunya. Nih baru ada info bahwa korbannya berkali-kali melecehkan perempuan di Binus dan di luar Binus,” cuit akun @korbangengtai, mengutip unggahan Tiktok @saat.lenggang, Rabu 21 Februari 2024.
Saat ini publik memang fokus menyoroti para pelaku bullying yang dinilai harus mendapatkan efek jera setimpal dengan perbuatan mereka.
Namun di sisi lain, korban nampaknya juga menjadi biang masalah di sekolahnya yang tak jauh berbeda dengan para pelaku perundungan ini.
Berdasarkan informasi yang diposting oleh pengguna internet, beberapa siswi di sekolah itu dikabarkan telah mengkonfirmasi perilaku buruk korban.
Beberapa siswa bahkan pernah melakukan tindakan tidak senonoh seperti menyentuh bagian tubuh korban tanpa izin dan menggunakan kata-kata yang merendahkan serta tidak pantas.
Mereka menyatakan bahwa siswa Binus lainnya juga mengakui bahwa korban sering melakukan pelecehan secara verbal dan fisik terhadap perempuan, seperti menyentuh mereka secara tidak senonoh dan menggunakan kata-kata yang kasar.
Pengguna internet yang mengikuti perkembangan kasus ini tampaknya setuju untuk tidak sepenuhnya mempercayai korban.
Meskipun tindakan perundungan tidak dapat dibenarkan, namun mereka juga berpendapat bahwa korban bisa saja melakukan kesalahan yang serupa terhadap murid lainnya.
“Kenapa sih Geng tai gak laporin aja ke guru dari pada sok jago main keroyokan? Atau ngajak yang cewek buat bikin laporan bareng-bareng ke Komnas Perempuan Kalau gitu dia gak ada bedanya sama si pelaku pelecehan seksual,” komentar seorang netizen.
“Belajar dari kasus Audrey sih. Biar gak di prank lagi. Netizennya udah membara, influencer turun tangan. Eh taunya yang jadi korbannya juga salah. Ada kesalahannya tersendiri yang baik korban atau pelaku harus sama-sama tanggung jawab,” disahut oleh yang lain.
“Kekerasan tetap salah, pelecehan juga salah. Jadi dua-duanya salah. So better gak berpihak ke dua-duanya,” balasan lainnya.
Bagaimana menurut kalian Treners? ***