BERITA TREN – Pada 2023 ini, puasa Asyura jatuh di tanggal 28 Juli, tepatnya hari Kamis. Namun, banyak wanita yang mengaku ingin menjalankan puasa Asyura tetapi masih memiliki hutang Ramadhan.
Kabar baiknya, ada tata cara tersendiri agar para wanita bisa mendapatkan pahala puasa Asyura, puasa sunnah Kamis, dan qada Ramadhan.
Hal ini berkaitan dengan tata cara melafadzkan niatnya. Jangan sampai salah karena berpengaruh pada keabsahan ibadah puasa yang dijalankan.
Hukum Menggabungkan Niat Puasa Sunnah Asura dan Qada Ramnadhan
Dalam kitab Nihayatul Muhtaj karya Iman Ar-Ramli (wafat 1004 H) menjelaskan bahwa menggabungkan niat puasa sunnah dengan qada Ramadhan boleh dan sah. Seperti ini bunyinya:
وَلَوْ صَامَ فِي شَوَّالٍ قَضَاءً أَوْ نَذْرًا أَوْ غَيْرَهُمَا أَوْ فِي نَحْوِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ تَطَوُّعِهَا كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ – رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى – تَبَعًا لِلْبَارِزِيِّ وَالْأَصْفُونِيِّ وَالنَّاشِرِيِّ وَالْفَقِيهِ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيِّ وَغَيْرِهِمْ
Terjemah: “Kalau seorang puasa qadha atau nadzar di hari Asyura, maka dia mendapatkan pahala puasa sunnah Asyuranya juga, sebagaimana fatwa ayah kami (Sayamsudin Ar-Ramli) mengikuti fatwanya Al-Barizi, Al-Asfuni, An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Shalih Al-Hadrami dan selainnya.” (Syihabbuddin ar-Ramli, Nihayatul Mujtaj [Bairut, Darul Fikr: 1984 H] juz III halaman 208).
Di sisi lain, ada juga ulama yang berpandangan bahwa menggabungkan antara niat ouasa sunnah dengan qada Ramadhan itu tidak diperbolehkan.
Pendapat tersebut didasarkan pada penjelasan yang dipaparkan oleh Imam Abdurrahman Baálawi (wafat 1320 H) dalam kitabnya Bugyatul Mustarsyidin fi Talkhish Fatawa Ba’dh al-Aimmah al-Muta-akhkhirin, yang berbunyi:
ظاهر حديث : “وأتبعه ستاً من شوّال” وغيره من الأحاديث عدم حصول الست إذا نواها مع قضاء رمضان ، لكن صرح ابن حجر بحصول أصل الثواب لإكماله إذا نواها كغيرها من عرفة وعاشوراء
Terjemah: “Dzahir hadits “kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal” dan hadits-hadits lainnya mengindikasikan tidak tercapainya kesunnahan puasa enam hari di bulan Syawal jika diniatkan bersamaan dengan niat qadha Ramadhan. Akan tetapi Ibnu Hajar menjelaskan tentang dihasilkannya pahala sunah karena ia telah dianggap telah menyelesaikannya, jika ia meniatkannya termasuk juga puasa sunah lainnya seperti puasa sunah Arafah, Asyura dan lain-lain“
Lalu bagaimana seharusnya wanita yang masih menanggung hutang puasa wajib tetapi ingin menjalankan ibadah puasa sunnah Asyura? Solusinya yaitu dengan niat qadha Ramadhan saja.
Tidak perlu menggabungkan niat puasa sunnah Asyura ataupun Kamis karena dikatakan bahwa pahala puasa sunnah akan mengiringi qadha puasa wajib yang sedang dijalankan.
Hal itu berdasarkan pendapat Imam Ramli yang berbunyi sebagai berikut:
بل رجح (م ر) حصول أصل ثواب سائر التطوعات مع الفرض وإن لم ينوها ، ما لم يصرفه عنها صارف ، كأن قضى رمضان في شوّال ، وقصد قضاء الست من ذي القعدة ، ويسنّ صوم الست وإن أفطر رمضان اهـ.
Terjemah: “Bahkan Imam Ramli menguatkan pendapat tentang dihasilkannya pahala semua puasa sunah yang diniatkan bersama puasa fardlu sekalipun tanpa diniatkan, selama tidak ada niat lain yang membelokkannya seperti seseorang berniat qadha Ramadhan di bulan Syawal dan berniat mengqadha puasa sunah Syawal pada bulan Dzulqadah. Dan disunnahkan berpuasa sunah Syawal, meskipun ia tidak puasa Ramadhan.”
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Lafadz latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.
Terjemah: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Apabila tidak berhalangan, usahakan memanfaatkan kesempatan baik ini untuk melaksanakan qadha puasa Ramadhan.***