BERITATREN – Berikut ini merupakan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 Halaman 140 yang mungkin bisa membantu kamu untuk mengkoreksi jawaban.
Adanya kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 Halaman 140 ini diberikan kepada kamu para orang tua dan bisa juga guru.
Murid bisa melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 Halaman 140 ini setelah selesai mengerjakannya dan mencoba mengkoreksi dengan ini.
Soal memang menjadi salah satu cara untuk belajar secara efektif dan juga memahami sesuatu dengan baik.
Soal juga berguna untuk kita belajar memecahkan suatu masalah dengan suatu yang kita tahu atau pelajari sebelumnya.
Bagi beberapa siswa, soal menjadi hal yang penting untuk mengingat suatu pengetahuan dibanding bacaan yang hanya sekedar kita baca saja.
Dilansir BeritaTren.com dari berbagai sumber, berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 Halaman 140 yang dapat disimak:
Teks eksplanasi adalah teks yang menyajikan detil terjadinya peristiwa kepada para pembaca. Terdapat dua aspek penting yang dilaporkan dalam sebuah teks eksplanasi yaitu bagaimana dan kenapa sebuah peristiwa dapat terjadi.
Untuk dapat menyajikan informasi ini, sebuah teks eksplanasi dibangun di atas tiga struktur utama.
Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 8 Halaman 283, plasma darah adalah cairan darah yang di dalamnya terdapat..
Ketiga struktur tersebut mencakup identifikasi fenomena, deretan penjelas atau urutan sebab akibat, hiingga simpulan atau ulasan.
Perlawanan Ulama Pejuang: Pangeran Diponegoro
Identifikasi fenomena
Pada tahun 1825 Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengan tidak minta izin lebih dulu kepada Pangeran Diponegoro.
Hal itu menyebabkan Pengeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan Yogyakarta.
Proses kejadian
Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert, meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro.
Setelah Pangeran Mangkubumi bertemu dengan Pangeran Diponegoro, ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan.
Pada tanggal 20 Juli 1825 rumah kediaman Pengeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pengeran Diponegoro.
Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, rumah Pangeran Diponegoro dibakar oleh Belanda. Sejak itu Pengeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadalian dari kaum penjajah.
Perjuangan Pangeran Dipenogoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak.
Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan setiap batalyon diberi nama sendiri misalnya Turkiya, Arkiya, dan sebagainya.
Dalam peperangannya, Pangeran Diponegoro mempergunakan sistem gerilya. Mereka tidak pernah mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Akan tetapi, hanya degan perang lokal secara sporadis. Siasat ini ternyata sangat efektif dan menjadikan Belanda kewalahan.
Untuk menghindari serbuan Belanda, Pangeran Diponegoro memindahkan pusat pertahanannya ke Daksa (sebelah barat laut Yogyakarta).
Selanjutnya serangan-serangan terhadap Belanda dilakukan dari Daksa sebagai pusat pertahanan yang baru. Bersamaan dengan itu, atas desakan rakyat, para bangsawan dan ulama, Pangeran Diponegoro mengangkat dirinya sebagai kepala negara dengan gelar “Sultan Abdulhamid Herucakra Amirulmukminin Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa”.
Setelah diadakan penobatan, didirikanlah pusat negara, yakni Plered dengan pertahanan yang kuat.
Baca Juga: Sinopsis One Punch Man Season 2 Episode 10, Pemburu Pahlawan?
Hal itu dilakukannya untuk menjaga kemungkinan apabila mendapat serangan dari pihak Belanda yang mungkin muncul sewaktu-waktu. Pertahanan daerah Plered ini ditangani oleh Kerta Pengalasan.
Ulasan
Jenderal de Kock menolaknya dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi.
Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawal yang ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu, Makasar.
Baca Juga: Sinopsis One Punch Man Season 2 Episode 9, Pahlawan yang Terlalu Kuat
Simpulan
Teks eksplanasi tersebut ditulis dengan cukup jelas, terlebih karena setiap peristiwa disusun sesuai dengan urutan waktu sehingga dapat dengan mudah dipahami.
Itulah tadi informasi mengenai kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 Halaman 140 yang dapat di sampaikan, semoga bermanfaat terimakasih.
*Disclaimer: Artikel ini dibuat hanya untuk guru dan orang tua saja, murid hanya boleh menggunakan artikel ini setelah mengerjakan soal tersebut sebagai bahan koreksi.
Baca Juga: Sinopsis Boku no Hero Academia S2 Episode 14, Sebuah awal Dari Pertarungan Besa, Tenya Ida!
Artikel diatas juga bukan merupakan jawaban paten yang dapat dijadikan acuan, hanya saja kunci jawaban di atas bisa digunakan sebagai referensi dalam belajar dan mengajar.