BERITA TREN – Miom uteri adalah tumor jinak yang umumnya tumbuh di dinding rahim wanita. Meskipun tumor ini bersifat non-kanker, mereka dapat menyebabkan gejala yang mengganggu dan dalam beberapa kasus memerlukan intervensi medis.
BeritaTren.com sudah mengumpulkan beberapa penyebab, gejala, diagnosis, serta pilihan pengobatan untuk miom uteri.
Kaum wanita wajib tahu, sebab miom uteri yang gejala dan penyebabnya ini jarang diketahui dan dirasakan sering dianggap remeh!
Baca Juga: Mengenal Penyakit Anemia Aplastik, Penyakit yang Merenggut Nyawa Babe Cabita
Penyebab Miom Uteri
Meskipun penyebab pasti dari miom uteri belum sepenuhnya dipahami, faktor-faktor berikut dapat memainkan peran dalam perkembangannya:
1. Hormon: Estrogen dan progesteron, hormon yang merangsang pertumbuhan endometrium selama siklus menstruasi, diyakini berkontribusi pada pertumbuhan miom.
2. Genetika: Riwayat keluarga dengan miom uteri dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisi ini.
3. Usia: Miom uteri paling umum terjadi pada wanita usia subur, biasanya di antara usia 30 hingga 40-an. Mereka biasanya menurun setelah menopause karena penurunan kadar hormon.
4. Faktor Lain: Faktor-faktor seperti obesitas, konsumsi alkohol, dan diet yang kaya daging merah dan rendah serat juga telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk miom uteri.
Gejala Miom Uteri
Gejala miom uteri dapat bervariasi antara setiap individu, tergantung pada ukuran, jumlah, dan lokasi miom. Beberapa gejala umumnya termasuk:
1. Perdarahan Abnormal: Ini bisa berupa menstruasi yang sangat berat, pendarahan di antara periode, atau pendarahan pasca menopause.
2. Nyeri Panggul: Nyeri atau tekanan di daerah panggul bisa terjadi, terutama saat berhubungan seks atau selama menstruasi.
3. Frekuensi Buang Air Kecil Meningkat: Miom yang menekan kandung kemih dapat menyebabkan sering buang air kecil atau rasa ingin buang air kecil terus-menerus.
4. Kembung atau Rasa Tidak Nyaman: Miom yang besar dapat menyebabkan perut terasa penuh atau kembung.
Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis miom uteri biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, ultrasonografi, atau pencitraan resonansi magnetik (MRI).
Baca Juga: Apa Saja Gejala Gonore? Cek Gejalanya yang Terjadi pada Pria dan Wanita!
Setelah diagnosis dibuat, pilihan pengobatan dapat bervariasi tergantung pada gejala, usia, dan rencana kehamilan pasien.
1. Pengawasan Aktif: Jika miom kecil dan tidak menyebabkan gejala yang mengganggu, dokter mungkin merekomendasikan pengawasan aktif tanpa intervensi langsung.
2. Obat-obatan: Obat-obatan seperti NSAIDs (obat antiinflamasi nonsteroid) dapat membantu mengendalikan nyeri menstruasi dan perdarahan berlebihan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat membantu mengendalikan gejala.
3. Prosedur Non-invasif: Prosedur seperti embolisasi arteri rahim (PVA) melibatkan penyumbatan arteri yang memasok darah ke miom, mengakibatkan ukurannya menyusut.
Baca Juga: Kanker Ovarium Penyakit Organ Kewanitaan Mematikan No 3 di Indonesia, Ini Gejala, dan Pengobatannya
4. Pembedahan: Jika miom besar atau menyebabkan gejala yang parah, pilihan pembedahan seperti miomektomi (pengangkatan miom) atau histerektomi (pengangkatan rahim) mungkin dipertimbangkan.
Kesimpulannya, miom uteri adalah kondisi umum pada wanita usia subur yang dapat menyebabkan gejala yang mengganggu.
Meskipun tidak selalu memerlukan intervensi medis, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, banyak wanita dapat mengelola miom uteri dan menjalani gaya hidup yang aktif dan sehat. ***