BERITA TREN – Berita mengenai TikTok Shop ditutup hangat diperbincangkan oleh berbagai kalangan, termasuk influencer dan publik figur.
Bagaimana tidak, social commerce tersebut dinilai sangat membantu pebisnis besar maupun kecil mendapatkan pelanggan lebih banyak.
Sayangnya, karena beberapa faktor dan pertimbangan serius, pemerintah mengumumkan keputusan penutupan TikTok Shop.
Baca Juga: Bukan Hanya Memastikan Bensin Full, Begini Petunjuk Perawatan Motor Matic yang Disarankan
Penyebab TikTok Shop Ditutup
Kabar penghapusan TikTok Shop sontak memicu pro dan kontra dari orang-orang yang merasa terbantu dengan hadirnya social commerce ini.
Lantas sebenarnya mengapa pemerintah menutupnya? Begini alasan yang dirangkum dari beberapa sumber yang beredar:
1. Kekhawatiran Produk UMK Sepi Peminat
Pasti pengguna TikTok sering tiba-tiba melihat iklan produk China lewat di FYP dan sudah disertai keranjang kuning.
Baca Juga: Realme 9i, Hadirkan Chipset Snapdragon 680 4G dengan Harga 2 Jutaan
Harganya yang ramah di kantong menjadi alasan mengapa masyarakat cenderung memilih produk-produk China.
Terlebih jenis barang yang ditawarkan beragam, mulai dari boneka, tripod HP, sprei, handuk, dan masih banyak lainnya.
2. Kerugian Pasar Tanah Abang
Sejak tingginya kasus virus Covid-19 hingga saat ini, kondisi pedagang di pasar tanah abang belum membaik.
Baca Juga: Heboh! Google Docs Diblokir Kominfo? Ternyata Perannya Sepenting Ini
Hal tersebut diperparah dengan perkembangan TikTok Shop yang mudah diakses kapanpun dan dimanapun.
Berdasarkan laporan dari para pedagang di Tanah Abang, banyak dari mereka yang mengalami kerugian hingga 50% karena bersaing dengan produk impor.
3. Belum Adanya Regulasi yang Tepat
Tidak sedikit yang mengatakan bahwa kehadiran TikTok Shop sangat membantu para pebisnis kecil di Indonesia untuk mempromosikan produknya.
Baca Juga: Cara Reset Pabrik Xiaomi dengan Tombol yang Mudah dan Cepat, Bikin HP Kembali Mulus
Fakta lapangannya, barang impor yang diperjual-belikan begitu diminati, akhirnya muncullah ketakutan bahwa produk lokal akan kalah saing dan ahirnya terlupakan.
Regulasi diperlukan untuk mengatur sistem perdagangan dan algoritma TikTok sekaligus fitur shopingnya agar tidak merugikan UMKM lokal.
Meski sudah resmi ditutup, tetapi para pedagang tetap bisa memanfaatkan TikTok untuk promosi.***