BERITA TREN – Sunhaji, pria berusia 38 tahun asal Magelang, menjadi pusat perhatian setelah video dirinya diolok-olok oleh penceramah terkenal, Gus Miftah, viral di media sosial. Sunhaji adalah seorang pedagang es teh sederhana yang tinggal bersama istri dan dua anaknya di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Baca Juga: PNS Wajib Tahu! Begini Cara Pencairan Dana Pensiun Taspen Mudah, Lengkapi Syarat Ini!
Dikenal dengan sapaan Pakde oleh tetangganya, Sunhaji harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan penghasilan yang tidak menentu dari berjualan es teh, ia mengisahkan bahwa pernah hanya mendapatkan keuntungan Rp 10 ribu dalam satu hari.
Baca Juga: Formula Perhitungan Single Salary PNS Buat Gaji Bulanan jadi Lebih Besar?
Baca Juga: Mengenal Single Salary, Sistem Gaji PNS Terbaru hingga Rp50 Juta per Bulan, Cek di Sini!
Penghasilan kecil itu ia tabung untuk keperluan anak-anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Sebelumnya, Sunhaji adalah seorang tukang kayu, namun karena kecelakaan, ia beralih profesi menjadi penjual es teh dan air mineral.
Baca Juga: Pilkada Telah Berlalu, Apa Saja Himbauan Penting Menteri PANRB Rini Widyantini untuk ASN?
Baca Juga: Ciptakan ASN Unggul ala Menteri Rini Widyantini: Korpri punya tanggung jawab
Kejadian Viral dan Permintaan Maaf Gus Miftah
Insiden yang menjadi sorotan terjadi saat Sunhaji berjualan di sebuah acara pengajian di Magelang. Gus Miftah, yang menjadi pembicara dalam acara tersebut, melontarkan candaan yang dianggap tidak pantas kepada Sunhaji. Dalam video yang viral, Gus Miftah terlihat berkata, “Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) Masih? Yo kono didol gblk (Ya sana dijual bdh).”
Ucapan ini disambut gelak tawa dari jamaah yang hadir. Namun, publik menilai candaan tersebut terlalu kasar, terlebih karena diucapkan oleh seorang pendakwah terkenal yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Dilansir BeritaTren.com dari akun Instagram Sayap Hati, insiden ini memicu berbagai reaksi, mulai dari kecaman hingga rasa prihatin terhadap kondisi Sunhaji. Salah satu warganet bahkan mengungkapkan niat untuk memberikan bantuan kepada Sunhaji setelah menyaksikan video tersebut.
Reaksi Publik dan Berkah untuk Sunhaji
Seiring dengan viralnya video itu, banyak pihak yang datang untuk membantu Sunhaji. Tidak hanya dukungan moral, ia juga menerima bantuan materi berupa uang hingga ratusan juta rupiah serta tawaran untuk menunaikan ibadah umrah dari belasan orang. Rumahnya pun menjadi ramai dikunjungi warga yang ingin menyampaikan dukungan.
Gus Miftah sendiri telah mengunjungi rumah Sunhaji untuk meminta maaf secara langsung. Ia juga menyatakan penyesalan mendalam atas kata-kata yang diucapkan dalam forum tersebut. Meski begitu, insiden ini tetap menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, pakar komunikasi, dan netizen.
Tanggapan Tokoh dan Sahabat Gus Miftah
Tokoh NU asal Madura, Islah Bahrawi, menyampaikan doa agar Sunhaji mendapatkan kelapangan rezeki. Dalam unggahannya, ia menyoroti bagaimana perjuangan Sunhaji dalam menafkahi keluarga merupakan bentuk jihad. “Allah adalah seadil-adilnya penilai. Tidak semua orang hidup sesuai standar kita, tetapi semua manusia memiliki harga diri yang sama,” tulis Islah.
Sementara itu, pegiat media sosial Rudi Valinka atau Kurawa menyebutkan bahwa Partai Gerindra akan memberikan bantuan permodalan kepada Sunhaji untuk mendukung usaha dagangnya.
Sahabat Gus Miftah, Gus Yusuf Chudlori, juga memberikan klarifikasi. Menurutnya, candaan Gus Miftah saat itu merupakan bagian dari cara berkomunikasi dengan jamaah. “Beliau sering membantu pedagang kecil, bahkan dengan cara yang tidak terekam kamera. Jadi, harap bijak menilai,” ujarnya.
Pelajaran dari Insiden Ini
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para tokoh publik untuk berhati-hati dalam berucap, terutama di depan khalayak ramai. Adab dan bahasa yang santun seharusnya menjadi pedoman utama, sebagaimana disampaikan oleh pakar hukum dan politik Amstrong Sembiring.
Meskipun telah dimaafkan, Gus Miftah tetap memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden. Keputusan ini, menurut Gus Miftah, diambil demi menjaga kehormatan lembaga dan sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya.
Publik kini menaruh harapan agar insiden ini dapat menjadi pembelajaran bersama, baik bagi tokoh agama maupun masyarakat umum, untuk selalu menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tindakan.
***