BERITA TREN – Majas pleonasme adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam tulisan atau percakapan yang menambahkan kata-kata yang sebenarnya tidak diperlukan untuk memperjelas makna, karena makna tersebut sudah tercakup dalam kata lainnya.
Majas pleonasme sering kali digunakan untuk menekankan atau memperkuat suatu pernyataan, meskipun dari segi tata bahasa dianggap berlebihan atau redundant.
Baca Juga: Pengertian, Jenis, dan Contoh Majas yang Belum Banyak Diketahui, Ada Hiperbola dan Pleonasme
Pengertian Majas Pleonasme
Pleonasme berasal dari bahasa Yunani “pleon” yang berarti “lebih banyak”. Dalam praktiknya, pleonasme dapat membuat sebuah kalimat menjadi lebih ekspresif dan memperjelas maksud penulis atau pembicara.
Namun, penggunaan majas ini perlu berhati-hati agar tidak membuat kalimat menjadi bertele-tele atau membingungkan.
Contoh Penggunaan Majas Pleonasme
Berikut ini adalah contoh dari penggunaan majas pleonasme, yang diantaranya adalah:
1. Naik ke atas
Frasa ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata “naik” sebenarnya sudah menunjukkan arah ke atas, sehingga penambahan kata “ke atas” dianggap pleonastis. Contohnya, “Mari kita naik ke atas lantai dua.”
2. Turun ke bawah
Sama seperti contoh sebelumnya, kata “turun” sudah mengindikasikan arah ke bawah. Contoh kalimatnya adalah, “Dia turun ke bawah untuk mengambil buku.”
3. Melihat dengan mata kepala sendiri
Kalimat ini mengandung kata-kata yang berlebihan karena “melihat” secara alami dilakukan dengan mata. Contoh penggunaannya, “Saya melihat dengan mata kepala sendiri kejadian tersebut.”
4. Masuk ke dalam
Kata “masuk” sudah cukup jelas tanpa perlu ditambahkan “ke dalam”. Misalnya, “Silakan masuk ke dalam ruangan.”
5. Keluar ke luar
Sama halnya dengan contoh sebelumnya, kata “keluar” sudah menunjukkan arah, sehingga “ke luar” menjadi berlebihan. Contohnya, “Dia keluar ke luar rumah saat hujan berhenti.”
Baca Juga: Jawaban Apa yang Dimaksud dengan Majas Metafora? Sering Muncul dalam Karya Sastra Lho!
Penggunaan majas pleonasme dalam sastra atau percakapan sehari-hari sering kali dipengaruhi oleh kebiasaan berbahasa.
Meski demikian, penggunaannya perlu diperhatikan agar tidak mengurangi efektivitas dan kejelasan komunikasi.
Dalam konteks tertentu, pleonasme bisa memberikan nuansa lebih pada kalimat, tetapi dalam penulisan formal, sebaiknya dihindari untuk menjaga kesederhanaan dan kejelasan bahasa. ***