BERITA TREN – Siapa yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia adalah pertanyaan yang sering muncul ketika membahas sejarah perjuangan kemerdekaan.
Sosok ini tidak hanya dikenal karena perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan, tetapi juga karena gagasan-gagasannya yang menginspirasi banyak orang.
Siapa yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia memiliki pengaruh besar dalam membentuk semangat kebangsaan di kalangan rakyat.
Baca Juga: Jelaskan Pengertian Seni Teater Modern? Kunci Jawaban Seni Budaya Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Perjuangannya tidak hanya di medan perang, tetapi juga melalui pemikiran dan strategi yang cemerlang.
Dengan dedikasinya, Indonesia akhirnya mampu meraih kemerdekaan dan berdiri sebagai negara yang berdaulat.
Siapa yang Dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia
Ernest François Eugène Douwes Dekker dikenal sebagai tokoh yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia.
Baca Juga: Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dirumuskan oleh Siapa? Cek Jawaban Sejarah Kelas 11
Ia lahir pada tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur.
Nama belakangnya, Douwes Dekker, berasal dari ayahnya yang merupakan keturunan Belanda, sedangkan ibunya berasal dari Jawa.
Douwes Dekker tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan budaya Jawa dan pengaruh Belanda.
Ia belajar di sekolah-sekolah Eropa dan sangat terampil dalam bahasa Belanda.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Integrasi Nasional? Kunci Jawaban PKn Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Namun, semakin dewasa, Douwes Dekker mulai menyadari ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah penjajahan Belanda.
Pada awalnya, Douwes Dekker bekerja sebagai pegawai negeri di Hindia Belanda, tetapi kemudian ia semakin aktif dalam gerakan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia bersama dengan tokoh lainnya seperti Soekarno dan Hatta, menjadi salah satu pemimpin dalam perjuangan nasionalisme.
Salah satu kontribusi terbesar Douwes Dekker adalah pendirian organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908.
Organisasi ini bertujuan untuk menyatukan rakyat Indonesia dari berbagai suku dan agama dalam semangat persatuan untuk meraih kemerdekaan.
Melalui Boedi Oetomo, Douwes Dekker memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia seperti pendidikan yang setara dan kesempatan bekerja yang adil.
Selain itu, Douwes Dekker juga aktif menulis dan mengedit surat kabar yang mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda.
Tulisannya menginspirasi banyak orang Indonesia untuk tidak takut dan terus berjuang demi kemerdekaan.
Douwes Dekker percaya bahwa setiap orang Indonesia memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan dari pihak asing.
Namun, perjuangan Douwes Dekker tidak selalu mudah.
Ia sering kali ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda karena aktivitasnya yang dianggap mengancam kestabilan mereka.
Meskipun begitu, Douwes Dekker tetap teguh dan tidak pernah menyerah dalam perjuangannya.
Pada tahun 1942, Douwes Dekker diasingkan oleh pemerintah Belanda ke sebuah kamp di Afrika Selatan.
Meskipun begitu, semangat nasionalismenya tetap menyala dan ia terus berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari tempat pengasingannya.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Douwes Dekker kembali ke tanah airnya dan tetap memberikan kontribusi dalam membangun bangsa.
Baca Juga: Apa Itu Politik Kolonial Liberal? Ini Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Ia wafat pada tahun 1950, tetapi warisannya sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia tetap dikenang hingga saat ini.
Demikian pembahasan mengenai siapa yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Indonesia, semoga membantu.***