BERITA TREN – Jangan khawatir karena kamu bisa temukan kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 145 disini.
Adanya kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 145 ini dikhususkan kepada orang tua atau guru yang membutuhkan.
Jadi siswa jangan sampai menggunakan kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 145 ini untuk menjawab soal.
Lembar Aktivitas 3
Aktivitas Individu
Bagaimana corak agama yang dianut di Kerajaan Tarumanegara?
Jawaban:
Kepercayaan yang dianut oleh warga Kerajaan Tarumanegara sama dengan corak agama kerajaan tersebut, yakni Hindu Wisnu.
Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu adalah dewa yang bergelar shtiti (pemelihara) yang bertugas untuk memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Dalam ilmu ajaran Hindu, Wisnu dipandang sebagai roh suci sekaligus dewa tertinggi, sehingga sangat dihormati oleh umat Hindu.
Sosoknya digambarkan seperti dewa berkulit hitam-kebiruan, memiliki sakti Dewi Sri, bersenjata cakra, dan berwahana Burung Garuda.
Pasalnya, Dewa Wisnu akan turun ke dunia apabila kejahatan telah merajalela.
Adapun bukti bahwa Kerajaan Tarumanegara bercorak agama Hindu Wisnu dapat dilihat dari benda-benda peninggalan bersejarah Kerajaan Tarumanegara.
Satu di antara peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah prasasti.
Lembar Aktivitas 4
Aktivitas Individu
Mengapa Sriwijaya disebut Kedatuan bukan Kerajaan?
Jawaban:
Sriwijaya disebut Kedatuan bukan Kerajaan karena dulunya Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah negara yang menggunakan sistem monarki kedatuan artinya dipimpin oleh Seorang Datu.
Beberapa ahli sejarah menilai, Sriwijaya lebih tepat disebut sebagai kedatuan bukan kerajaan.
Ini karena Sriwijaya menerapkan sistem monarki kedatuan.
Sriwijaya diketahui dipimpin oleh seorang penguasa yang diberi gelar datu.
Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 172 Sampai 173: Salah satu pertanyaannya mengenai Qada dan Qadar
Adapun datu adala sebutan seorang pemimpin dalam bahasa Melayu dengan gelar tertingginya adalah Datu Maharaja.
Adapun wilayah Kedatuan Sriwijaya ini dibagi ke dalam beberapa bagian yang disebut juga dengan mandala.
Setiap mandala di Sriwijaya dimpimpin oleh seorang Datu Mandala yang kedudukannya lebih rendah dari Datu Maharaja.
Selain itu, dalam sistem monarki kedatuan, ada pula pejabat pemerintahan seperti raja muda, menteri agama, panglima perang, dan pengurus buruh.
Sementara itu, arkeolog dan sejarawan George Coedes, mengemukakan alasan lain mengapa sriwijaya disebut kedatuan bukan kerajaan.
Menurut George Coedes, nama kedatuan melekat pada Sriwijaya karena kerajaan itu merupakan sebuah pusat ilmu dan ajaran agama Buddha.
Arkeolog dan sejarawan asal Perancis itu menyebutkan kedatuan adalah tempat orang-orang belajar agama Buddha.
Selanjutnya wilayah Kerajaan Sriwijaya terbagi menjadi beberapa bagian, yang disebut dengan Mandala.
Kemudian pemerintahan Mandala di Sriwijaya dipimpin oleh Datu Mandala, yang mana berkedudukan lebih rendah dari Datu Maharaja.
***