BERITA TREN – TikTok Shop resmi ditutup pada Rabu (5/10/2023) yang langsung memunculkan kontra terutama untuk para afiliator, seller, dan influencer.
Ada beberapa pertimbangan pemerintah mengapa TikTok Shop ditutup, salah satunya adalah kekhawatiran terhadap kelangsungan bisnis lokal.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, produk-produk yang diperjual-belikan di TikTok Shop kebanyakan berasal dari Tingkok.
Masalah utamanya bukan dari asal produk, tetapi dari segi harga yang bisa dibilang sangat murah tetapi menawarkan kualitas berkelas.
Sedangkan, masyarakat pada umumnya memiliki kecenderungan untuk membeli barang dengan harga ramah di kantong yang berkualitas bagus.
Jika pemahaman seperti ini terus berkembang, produk impor akan membanjiri Indonesia dan akhirnya mematikan bisnis pengusaha lokal.
Baca Juga: Cara Pesan Tiket Kereta Cepat, Gratis hingga Pertengahan Oktober Lo! Yakin Nggak Mau Coba?
Sebab, pengusaha lokal akan sangat kesulitan mengimbangi harga produk impor karena beberapa faktor, mulai dari tingginya harga bahan baku, keterbatasan perlengkapan produksi, dan sebagainya.
Keluhan-Keluhan yang Muncul Akibat TikTok Shop Ditutup
Pengumuman mengenai rencana penutupan TikTok Shop sudah beredar sekitar pertengahan September 2023.
Meskipun begitu, aktivitas pengguna TikTok Shop masih berjalan lancar hingga akhirnya resmi ditutup pada 4 Oktober 2023 kemarin.
Dampak dari penutupan tersebut, mulai dari seller, afiliator, dan influencer menyampaikan keluhan-keluhannya, seperti:
- Banyaknya karyawan yang harus di PHK
- Seller kebingungan kemana harus menjual produk yang terlanjur dibuat atau dibeli dalam jumlah banyak
- Afiliator-afiliator TikTok Shop kehilangan ladang penghasilannya
- Influencer yang bekerja sama dengan suatu brand bingung karena TikTok Shop terlanjur ditutup sebelum mereka mempromosikan produknya
Belum diketahui bagaimana kelanjutan dari TikTok Shop ini, tetapi ada kemungkinan jika nantinya platform tersebut akan dibuat terpisah.
Hanya saja pemerintah akan mengatur strategi agar produk impor tidak menguasai pasar Indonesia dan merugikan pengusaha lokal.***