BERITA TREN – Hingga saat ini, rasanya berita mengenai bullying di sekolah masih sangat ramai diperbincangkan.
Bahkan mirisnya lagi pelakunya anak di bawah umur yang seharusnya masih belajar dengan giat, tetapi malah melakukan tindak perundungan kepada temannya.
Bukan hanya memperolok, mereka tidak segan-segan menganiyaya secara fisik yang mengakibatkan korbannya terluka dari segi fisik dan mentalnya.
Baca Juga: Teknik Pomodoro Ala Maudy Ayunda, Yuk Terapin Biar Lebih Produktif!
Faktor Penyebab Bullying di Sekolah
Faktanya, bullying di sekolah tidak hanya terjadi di dalam drama atau sinetron. Di kehidupan nyata, kasus bullying masih sangat tinggi yang kebanyakan dilakukan anak sekolah.
Faktornya sendiri ada banyak, supaya bisa mencegah perilaku menyimpang tersebut, pahami faktor penyebab bullying di sekolah berikut:
1. Kurangnya Edukasi
Berkembangnya interet memiliki dampak positif sekaligus negatif. Perlu orang tua ketahui, di internet tersebar banyak contoh tindak bullying.
Karena belum mengetahui bahwa bullying itu dilarang, anak-anak cenderung akan meniru apa yang ditontonnya.
Apalagi tersebar pandangan bahwa, semakin jago seseorang maka dirinya tampak keren dan ditakuti.
2. Kurang Mendapatkan Perhatian dari Keluarga
Bisa karena kesibukan orang tua atau terjebak keluarga broken home, anak-anak biasanya akan merasa kesepian dan tidak mendapatkan perhatian.
Sebagai gantinya, mereka akan mencari perhatian dengan cara ekstrim, salah satunya merundung temannya.
Meski sering diperingatkan oleh guru dan mendapatkan hukuman, tetapi anak dengan kasus seperti ini sulit diubah perilakunya.
3. Kesalahan Pola Asuh Keluarga yang Terlalu Keras
Terlalu memanjakan anak memang tidak diperbolehkan, namun terlalu keras pada anak juga sangat dilarang.
Ketika anak melakukan kesalahan, tidak sepatutnya orang tua memukul mereka hingga babak-belur.
Sebab, tindakan seperti itu malah memicu mereka melakukan hal yang sama ke temannya sebagai wujud balas dendam.
Selain yang disebutkan, bullying juga bisa dipicu karena anak pernah melihat orang melakukan kekerasan, baik di lingkungannya atau di internet.***