BeritaTren – Pusat Pengendalian dan Penanganan Penyakit mencatat bahwa terdapat 3.000 kasus penyakit paru yang disebabkan oleh rokok elektrik (vape), yang awalnya diyakini sebagai alternatif dari rokok tembakau.
Saat vape digunakan, maka cairan akan terhirup dari kartrid yang ada pada vape. Cairan tersebut tidak hanya mengandung nikotin, namuan bisa saja mengandung puluhan bahan kimia dan perasa lainnya.
Penggunaan vape banyak menarik anak-anak dan remaja karena rasanya yang menarik, sehingga penggunaan vape pada siswa sekolah meningkat sebanyak 900 persen dari tahun 2011 hingga tahun 2015.
Baca Juga: Setelah Beberapa Tahun Mengalami Penurunan, Kasus Tuberkulosis Kembali Meningkat, Ini Penyebabnya!
Dilansir dari thehealthy.com, jika dalam 20 menit seseorang tidak menghirup vape, maka detak jantung akan kembali normal, tekanan darah akan turun, dan sirkulasi mulai normal.
Selain itu, pernapasan juga akan meningkat karena dalam rokok elektronik terdapat dua bahan utama yang akan menghasilkan bahan kimia saat dipanaskan dan akan merusak saluran pernapasan.
Pakar kesehatan dan kebugaran mengatakan bahwa ketika seseorang berhenti menghirup vape maka pernapasan akan menjadi lebih ringan dan aliran udara akan menjadi lebih jernih.
Baca Juga: Ternyata Ini Dampak Buruk Rokok Elektrik, Dokter Gigi: Berdampak untuk Kesehatan Gigi dan Mulut
Sedangkan dalam 24 jam setelah berhenti vaping, akan terjadi penarikan nikotin.
Dan dalam satu hari, risiko serangan jantung mulai berkurang karena penurunan tekanan darah, peningkatan kadar oksigen dalam darah, dan pengurangan pengaruh negatif pada kadar kolesterol.
Rokok elektronik akan menumpulkan indera seseorang, namun setelah 48 jam tanpa vaping, kemampuan untuk merasakan dan mencium makanan akan meningkat.
Pada hari ketiga setelah berhenti vaping, nikotin akan keluar dari dalam tubuh. Proses penarikan nikotin akan menimbulkan gejala seperti sakit kepala, berkeringat, atau kram perut.
Setelah satu bulan, maka kapasitas paru-paru akan mengalami peningkatan, sesak napas dan batuk akan berkurang.
Nikotin yang terkandung dalam rokok akan menyempitkan pembuluh darah. Namun, setelah berhenti merokok selama tiga bulan, sirkulasi darah akan mulai membaik karena pembuluh darah akan kembali ke diameter normal.
Setelah sembilan bulan, kesehatan paru-paru akan meningkat secara signifikan karena rambut mikroskopis akan membantu melawan infeksi.
Ketika pembuluh darah kembali ke ukuran normal, detak jantung juga kembali ke kecepatan aman, tekanan darah diturunkan, sehingga risiko serangan jantung lebih rendah.
Setelah satu tahun, risiko penyakit kardiovaskular akan berkurang hingga sebesar 50 persen.
Dalam waktu jangka panjang, kesehatan jantung yang lebih baik dan tekanan darah yang lebih rendah akan memberikan manfaat seperti mengurangi risiko terjadinya stroke.
Baca Juga: Lebih Hemat dari Kapas, Berikut Ini Merupakan Tisu Pembersih Makeup yang Bisa Dibeli di Indonesia
Setelah satu decade, risiko kanker paru-paru berkurang hingga 50 persen. Serta risiko kanker mulut, tenggorokan dan pankreas juga akan menurun.
Setelah 15 tahun, risiko terkena jantung koroner akan menjadi sama dengan bukan perokok.
Sehingga, setelah 20 tahun, faktor risiko bagi seseorang yang berhenti vaping akan sama dengan orang-orang yang tidak pernah merokok.***