BERITA TREN – Nabi Zulkarnaen adalah seorang raja penguasa bumi yang menguasai hampir seluruh belahan dunia.
Zulkarnaen artinya orang yang memiliki dua tanduk, sebuah julukan karena Ia dipermudah oleh Allah untuk menaklukan wilayah timur dan barat.
Nabi Zulkarnaen adalah seorang raja yang luar biasa, sholeh, adil, dan cerdas, kisahnya ternukil dalam Al-Qur’an di surat Al-Kahfi.
Baca Juga: 3 Amalan Utama di Bulan Sya’ban, Jika Diamalkan Sukses di Bulan Depan
Dilansir oleh BeritaTren.com dari channel YouTube Jazirah Ilmu, ini dia kisah dari Nabi Zulkarnaen dan Ya’juj Ma’juj yang ingkar pada Allah SWT.
Kisah Nabi Zulkarnaen dan Ya’juj Ma’juj
Raja Zulkarnaen hidup di masa Nabi Ibrahim as. Allah menganugrahkan kesempurnaan seorang raja, apa yang dingikannya akan dikabulkan.
Suatu hari Nabi Zulkarnaen sedang berkelana mengelilingi dunia bersama pasukan yang banyak, menelusuri daerah kekuasaanya.
Baca Juga: Arab Saudi Bangun Kubus Besar Serupa Ka’bah, Proyeknya Bernilai Ratusan Triliun
Sang Raja pun menuju barat, hingga sampailah ia di suatu tempat di mana matahari seolah-olah tenggelam di lautan lumpur yang hitam, inilah ujung barat bumi.
Di sana Sang Raja menjumpai suatu kaum yang tidak menyembah Allah SWT dan kafir.
Allah SWT menyerahkan kaum itu kepada Nabi Zulkarnaen untuk dibinasahkan atau diajak kepada jalan Allah.
Meskipun Allah meridhoi untuk menghukum kaum tersebut, Raja yang adil itu memilih jalan dakwah dan mengajak kaum tersebut untuk menyembah Allah SWT.
Baca Juga: Fidyah, Denda Wajib untuk Puasa Ramadhan, Inilah 4 Kriteria Orang yang Bisa Membayarnya
Adapun orang-orang yang tidak menerima seruan Nabi Zulkarnaen, maka hukuman yang berat baginya.
Raja pun mengangkat seorang diantara kaum tersebut yang beriman untuk mengembalikan hak orang-orang yang sebelumnya terdzolimi.
Selelah menyelesaikan urusannya di barat ia bergegas arah timur bumi, hingga akhirnya dia sampai dimana matahari terbit dari sana, itulah ujung timur dunia.
Tempat itu sebuah tempat terbuka dan tidak ada pepohonan dan tidak ada rumah penduduk yang menaunginya.
Baca Juga: Kisah Manusia Pertama Penyembah Berhala, Iblis Bisikan Hal yang Melampaui Batas
Nabi Zulkarnaen menemukan sebuah kaum yang tidur di bawah terik matahari, kemudian kaum tersebut diseru untuk menyembah Allah, jika mereka menolak akan diperanginya.
Raja Zulkarnaen menegakan hukumnya di bumi bagian barat dan timur.
Kemudian Sang Raja dan pasukanya melanjutkan perjalanan ke arah vertikal tidak diketahui apakah ke arah barat atau timur.
Baca Juga: 6 Hal yang Dilarang pada Wanita Haid dan Nifas, Hati-Hati dalam Perkara Ibadah
Sampailah mereka ke suatu tempat yang memilik dua buah gunung yang besar, disana bertemu dengan kaum yang bahasanya tidak dimiliki oleh kaum-kaum yang pernah ditemui oleh Sang Raja.
Nabi Zulkarnaen hampir tidak dapat mengerti bahasa mereka, namun Allah SWT memudahkan dirinya untuk memahami perkataan mereka.
Mereka memohon perlindungan dan mengadukan kepada Sang Raja, mereka selalu mendapat serangan dan kedzoliman dari kabilah Ya’juz dan Ma’juz.
Baca Juga: 5 Deretan Sholawat Nabi Muhammad SAW Terbaik Dan Terindah Enak Didengar Mudah Dihafal Lengkap
Ya’juz dan Ma’juz adalah kaum yang menyebarkan kerusakan di muka bumi dan kaum tersebut tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi Ya’juz dan Ma’juz.
Mereka meminta Nabi Zulkarnaen untuk membuat sebuah tembok pembatas yang dapat memisahkan dengan tempat Ya’juz dan Ma’juz, sebagai gantinya mereka akan memberikan yang mereka miliki.
Nabi Zulkarnaen tidak tertarik terhadap upah apapun, Sang Raja hanya meminta mereka membatu dalam proyek pembangunan tembok penghalang tersebut.
Nabi Zulkarnaen adalah arsitektur yang istimewa, pertama-tama dia meminta untuk mengumpulkan potongan -potongan besi dan meletakannya di antara dua celahnya hingga setinggi gunung tersebut.
Kemudian api dinyalakan pada tumpukan besi itu dan menuangkan cairan tembaga panas dari atas gunung, besi-besi itu pun kemudian menyatu menjadi sangat kuat.
Tembok besi yang kuat kini menutup jalan untuk keluarnya Ya’juz dan Ma’juz. Meraka tidak dapat membobol tembok tersebut, meskipun setiap hari mereka berusaha melubanginya.
Nabi Zulkarnaen memuji Allah SWT, hanya karena limpahan karunia dari Allah lah, dia dapat melakukan pembangunan tembok itu.***