BERITA TREN – Selain banjir, masalah yang hingga kini belum ditemukan solusi efektifnya adalah kekurangan air bersih saat musim kemarau panjang.
Kebanyakan daerah-daerah yang mengalami kekeringan memanfaatkan bantuan air bersih dari pemerintah setempat untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Namun ada sebuah tradisi unik yang secara turun temurun diterapkan oleh warga Dusun Sejati Desa, Kelurahan Sumberarum, Moyudan, Sleman yang dinamakan ngeleb.
Ngeleb adalah tradisi menghidupkan sumur kering saat musim kemarau dengan air dari kali Progo.
Peralatan yang Digunakan untuk Ngeleb
Pasti banyak yang berpandangan bahwa air dari kali pasti jorok karena tercampuri berbagai macam kotoran termasuk dari sampah dan tanah.
Warga Sejati Desa memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan air bersih layaknya yang bersumber dari sumur.
Baca Juga: Gempa Bumi dengan Magnitudo 4.9 Terjadi di Timur Laut Ondong Kep.Sitaro Sulut 11 Oktober 2023
Air yang berasal dari kali tidak langsung dimasukkan ke dalam sumur tetapi diguyurkan di area sekitarnya.
Lama-kelamaan, air tersebut akan meresap ke dalam sumur kemudian berubah menjadi sumber air baru yang bisa dimanfaatkan untuk memasak atau memenuhi kebutuhan lain.
Untuk mendukung proses ini, warga desa menggunakan beberapa perlengkapan, seperti berikut:
- Pompa diesel
- Selang panjang
- Pipa
- Solar
Pelaksanaan Tradisi Ngeleb
Baca Juga: Gempa Bumi Mengguncang Sarmi, Papua 11 Oktober 2023: BMKG Ungkap Lokasi dan Magnitudo Gempa
Tradisi ngeleb di Dusun Sejati Desa sudah ada sejak dahulu. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membasahi daratan menggunakan air irigasi.
Sistem yang digunakan dalam tradisi Ngeleb ini adalah air yang didapat dari Kali Progo kemudian disiramkan di area dekat sumur.
Sekarang, warga desa menggunakan diesel agar tidak perlu mengangkut air secara manual dan prosesnya berlangsung lebih cepat.
Baca Juga: Gempa Bumi Mengguncang Malang dengan Magnitudo 4.8 pada 10 Oktober 2023 Dini Hari
Dalam sekali ngeleb, warga biasanya menghabiskan kurang lebih 7,5 liter solar dengan lama waktu 5 jam.
Hasil dari kegiatan tersebut setidaknya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga 135 kepala keluarga selama 2 hari.
Dana untuk kegiatan Ngeleb didapatkan dari swadaya masyarakat. Jadi masyarakat saling gotong-royong untuk mendapatkan air bersih.***