BERITA TREN – Hitungan hari, tepatnya 24 Juli, masa tahapan Coklit (pencocokan dan penelitian) untuk Pilkada serentak 2024 akan berakhir. Berbagai wilayah pun telah sukses mentuntaskan proses Pilkada yang dilakukan oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih). Tak terkecuali di Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.
Istimewa, gong Coklit di Kawasan itu adalah kediaman Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Wahyuningsih, petugas Pantarlih.
“Alhamdulillah sudah 100 persen per hari ini. Bu Khofifah ini yang terakhir kami coklit. Nanti saat pelaksanaan pilkada serentak, Ibu Khofifah dan keluarga akan menyalurkan hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 19 Jemurwonosari Surabaya,” ujarnya, Rabu (17/7/2024).
Baca Juga: Apa Arti Roti Merdeka dan Tinta Merah yang Harus Dibawa saat MPLS 2024? Simak Jawabannya
Didampingi Lurah Jemur Wonosari dan juga dari Bawaslu Kota Surabaya, para petugas Pantarlih melakukan verifikasi dan juga validasi data pemilih yang masuk dalam keluarga Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah pun terlihat mengapresiasi keaktifan petugas yang benar-benar melakukan validasi lapangan.
“Coklit ini bagian dari proses tashih untuk mendapatkan data pemilih yang paling update di semua daerah. Apakah ada yang misalnya pindah ke luar daerah, ada yang meninggal, dan sebagainya. Proses ini penting untuk mendapatkan data terupdate terkait data pemilih dan memastikan bahwa semua proses berjalan secara terbuka,” ucap wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Lebih lanjut, Khofifah turut memberikan pesan pada masyarakat untuk turut mendukung proses coklit yang dilakukan Pantarlih agar proses pilkada serentak bisa berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Baca Juga: 5 Pertanyaan MPLS 2024 dan Jawabannya, Apa yang Kamu Pelajari dari MPLS?
“Tentu seluruh warga di Indonesia mari sama sama memberikan ruang pada petugas pantarlih untuk mendapatkan data update dari pemilih. Kalau di rumah-rumah pribadi cenderung lebih mudah. Yang sedikit rumit yang di kos-kosan atau pendataan pada warga tidak tetap. Yang penting semua proses dilakukan terbuka, insya allah proses tashih data ini akan berjalan baik dan lancar,” ujarnya.
Ungkapan Khofifah yang memberikan dukungan moril kepada kerja Pantarlih, dinilai sebagai pesan moral yang sangat penting dalam proses politik. Hal ini disampaikan oleh Lia Istifhama, anggota DPD RI terpilih asal Jatim.
“Bunda Khofifah menunjukkan kepedulian yang sangat tinggi. Beliau bukan hanya memberikan pesan edukasi pentingnya proses politik yang sesuai dengan tahapan atau mekanisme yang tepat, tapi juga pesan moral bahwa kinerja Petugas Pantarlih memang tidak mudah dan jerih payah mereka patut kita akui.”
Baca Juga: Apa yang Dimaksud Letak Astronomis dan Pengaruhnya Ekonomi Sosial dan Budaya? Cek Jawabannya di Sini
“Karena door to door yang dilakukan Pantarlih, pasti sarat kendala di lapangan. Bukan hanya warga yang mungkin tidak di rumah, tapi mungkin saja ada warga yang salah paham dengan maksud kedatangan mereka sehingga mengalami sambutan tidak ramah. Ini sesuai yang diceritakan kawan Pantarlih di sebuah kawasan tertentu,” imbuhnya.
Politisi cantik yang meraih suara tertinggi nasional untuk kategori senator perempuan non petahana tersebut juga menyampaikan harapan agar Pilkada serentak berlangsung ADEM, apa itu?
“Terkait Pilkada serentak, semoga terlaksana ADEM, yaitu aman, damai tentrem. Perbedaan preferensi pilihan politik, itu wajar. Namun jangan jadi membenci peserta kontestasi politik hanya karena bukan jagonya. Begitupun, membenci teman atau keluarganya sendiri hanya karena beda memilih calon kepala daerah. Ini saya kira sangat tidak elok karena politik tidak perlu diprovokasi oknum tertentu untuk menjadi sebuah karakter chauvinisme atau fanatisme sempit,” pungkasnya.
Baca Juga: Contoh Susunan Acara Penutupan MPLS 2024 atau Tahun Ajaran Baru, Simak Baik-Baik!
Ning Lia sendiri, sapaan akrabnya, sudah dicoklit pada Rabu, 3 Juli lalu oleh Pantarlih yang merupakan Ketua PPS Jemurwonosari Nurul Huda yang didampini Moch. Ramadhan dan M. Wahyudi.