BERITA TREN – Dunia terkagum melihat sambutan masyarakat Indonesia pada 32 biksu yang melakoni prosesi thudong berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur, Jawa Tengah sebagai potret pluralisme sesungguhnya yang terawat di bumi Pancasila.
Pluralisme itu terlihat, saat para biksu mulai menginjak bumi Indonesia, setelah melintasi Thailand, Malaysia dan Singapura. Ritual keagamaan Buddha thudong dilaksanakan dalam rangka perjalanan mereka ke Candi Borobudur untuk merayakan Tri Suci Waisak 2023.
Prosesi thudong yang dilakukan para biksu dengan jalan kaki ke Candi Borobudur membutuhkan waktu berhari-hari, telah membuktikan bahwa pluralisme itu terawat hingga akar rumput, bukan sekadar simbolik di Indonesia.
Sambutan hangat dan meriah tak hanya diperlihatkan oleh umat Buddha setempat, tetapi juga oleh umat muslim, kristen, katolik serta sejumlah tokoh dan organisasi kemasyarakatan lintas agama pada para biksu ini yang mereka terima sebagai saudara.
Dikabarkan sebelumnya oleh BeritaTren.com, bahwa ketigapuluhdua orang bhante atau biksu buddha ini akan menempuh perjalanan ribuan kilometer berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Para bhante ini mayoritas dari Thailand, 2 orang warga Malaysia, 2 dari Singapura, dan 2 orang berasal dari Indonesia.
Mereka melakukan tradisi thudong, berangkat dari sebuah vihara di Provinsi Nakhon Sri Thammarat, Thailand pada 25 Maret 2023. Ditargetkan tiba di pelataran Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia pada 4 Juni mendatang.
Di Candi Borobudur para biksu ini akan bergabung dengan ribuan umat Budha lainnya, untuk prosesi menyambut dan memperingati Tri Suci Waisak.
Kedatangan mereka, menurut Bhikkhu Dhammavuddho, melakukan ritual thudong dengan jalan kaki ke Candi Borobudur di Indonesia tak hanya untuk merayakan Waisak tahun 2567 BE saja, tetapi juga sekaligus kampanye toleransi.
“Gaung toleransi ini akan kita viralkan, sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, ternyata Indonesia masih tetap menjaga toleransi,” ujar Bhikkhu Dhammavuddho.
Menurutnya, dunia harus tahu ini. Dengan sebutan “This is big muslim country” dan kehidupan toleransi yang terjaga baik, harusnya Indonesia jadi contoh dan teladan negara-negara muslim di tempat lain yang sering ribut, tidak toleran.
Ketua Thudong Internasional Welly Widadi mengatakan, ritual tahun 2567 BE atau Waisak 2023 ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia dan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Setelah 51 hari perjalanan jalan kaki dari Thailand, pada Sabtu (13/05/2023) 32 biksu tiba di Vihara Sian Djin Ku Poh, Karawang, untuk melakukan ibadah. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Sayid Alwi Al Ballawy, tokoh masyarakat dan ulama dari Karawang.
Agenda persinggahan 32 biksu di Vihara Buddha Loka Kupoh Karawang ini disampaikan oleh Asosiasi Muda-Mudi Buddhis Indonesia (YBAI).
Sebelumnya, saat tiba di Jakarta, sebanyak 32 bhante thudong dari Thailand ini, sebelum melanjutkan perjalanan ke Magelang juga menyempatkan diri singgah di Kantor Kementerian Agama RI.
Baca Juga: Pastikan Sudah Tahu Beberapa Jenis Parfum yang Banyak Beredar di Pasaran, Biar Nggak Salah Beli!
Di Jakarta, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha mewakili pemerintah melepas 32 Bhante Thudong dari luar negeri yang akan menuju Candi Borobudur, pada Kamis (11/05/2023).
Direncanakan pada Kamis (25/05/2023) mereka akan tiba di Pekalongan, Jawa Tengah. Rombongan biksu ini akan singgah dan bermalam di pondok pesantren Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.
“Bahkan Pak Habib Luthfi berkenan menyambut dan menerima kedatangan para biksu ini,” terang Bhikkhu Dhammavuddho pada Sabtu (13/05/2023).
“Tak hanya di setiap persinggahan disambut meriah oleh umat Budha. Di sepanjang perjalanan, dan tempat-tempat yang disinggahi para biksu ini selalu disambut istimewa oleh masyarakat,” tuturnya.
Ia bersyukur selama perjalanan aman-aman saja, dan masyarakat begitu terlihat antusias menyambut.
Tapi tak hanya itu, dalam rangkaian ritual Thundong di Candi Borobudur kali ini, mereka juga diagendakan singgah dan bermalam di sebuah pondok pesantren di Kandang Haur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Menariknya, tudhong atau walking monk yang dilakukan 32 biksu ini tak hanya mendapat sambutan hangat dan meriah dari masyarakat luas saja tetapi juga pengawalan dari ormas-ormas non-Buddha, selain dari aparat keamanan.
Sebut salah satunya adalah dari Laskar Macan Ali Nusantara, yaitu pasukan khusus Kesultanan Cirebon. Pasukan ini pernah mengalami masa kejayaan di era kepemimpinan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Laskar yang terkenal dengan sebutan “Pasukan dari Timur” ini, pernah bersama pasukan Kesultanan Demak bergabung dengan Kesultanan Banten dibawah komando Faletehan atau Fatahilah mengusir penjajah Portugis yang hendak menguasai Sunda Kelapa.
Dalam perayaan Tri Suci Waisak yang akan dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang pada 4 Juni mendatang, akan diselenggarakan Festival Lampion Waisak 2023, ditargetkan Borobudur akan dipenuhi lebih dari 350.000 pengunjung.
Hal tersebut disampaikan oleh Perwakilan Walubi, saat audiensi dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, menjelang kedatangan 32 biksu dari Thailand tersebut, di Jakarta pada Selasa 09/05/2023). ***