Berita Tren – Wabah cacar monyet sekarang ini menjadi isu yang mendapatkan perhatian dunia, termasuk dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia.
Bagaimana cara wabah cacar monyet atau monkeypox ini menular masih dianalisa oleh Kemenkes.
Kemenkes terus mencari jawaban mengapa wabah cacar monyet ini bisa menular dan mencari media penularannya.
Dilansir oleh Tim Berita Tren 03 dari artikel PikiranRakyat-Tasikmalaya.com yang berjudul “Waspada! Cacar Monyet Menular Lewat Media Ini, Begini Penjelasan dari Kemenkes”, berikut penjelasan Kemenkes.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Wanita dengan Tanda Zodiak Taurus Dianggap Pasangan yang Ideal, Ada 4 Tanda!
Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril pernah mengungkapkan penularan cacar monyet bisa melalui banyak media.
“Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit ataupun cairan pada cacar hingga droplet pernapasan,” ungkapnya.
Syahril juga menambahkan dari sisi inkubasi monkeypox rata-rata terjadi dari 6 sampai 16 hari.
Akan tetapi, pada periode tertentu proses inkubasi dapat berubah dari 5 sampai 21 hari.
Baca Juga: 3 Cara Mengotrol Stress dengan Langkah yang Mudah dan Tepat, Salah Satunya dengan Meditasi
Terdapat fase gejala awal terjadi 1 sampai 3 hari berupa demam tinggi, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, nyeri punggung, dan terasa lemas.
Syahril memberi informasi fase erupsi ataupun dikenal sebagai fase infeksius akan memunculkan ruam di kulit.
Proses ruam terjadi dari area wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. Bertahap ruam merah tersebut akan berubah menjadi cacar makulopapular.
Fase cacar makulopapular akan terlihat melepuh berisi cairan bening atau disebut sebagai blister.
Baca Juga: Mantap Gugat Mayang, Bos Tan Skin Tidak Akan Mundur Menggugat
Kondisi melepuh berisi nanah akan berubah menjadi keras ataupun keropeng hingga akhirnya rontok.
“Rata-rata diperlukan waktu sampai 3 minggu untuk periode lesi tersebut menghilang dan rontok,” kata Syahril.
Bentuk cacar monyet yang memiliki fase tersebut disebabkan komplikasi virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae bersifat highlipatogenik ataupun masuk kategori zoonosis.
Virus Monkeypox ditemukan pertama kali tepat tahun 1958 lalu penularan pertama kali dialami anak-anak di tahun 1970.
Baca Juga: Link Twibbon Hari Sepeda Sedunia 2022 Keren, Aesthetic dan Cocok di Posting ke Sosmed
Tidak hanya memperbaiki situs khusus untuk FAQ seputar wabah cacar dari monyet ini, Kemenkes juga mempersiapkan surat edaran untuk semua daerah baik itu dinas kesehatan, kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit.
Nantinya juga akan ada revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet akan terus dilakukan menyesuaikan kondisi terbaru.
Situasi perkembangan penyebaran virus monkeypox akan mengacu pada informasi pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sehubungan media penularan virus monkeypox melalui droplet Syahril memberi saran kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Untuk lebih mudahnya, protokol kesehatan mencuci tangan memakai sabun, mengenakan masker, melakukan perilaku hidup bersih dan sehat juga bisa diterapkan sebagai upaya preventif. *** (Suci Nurzannah Efendi/PikiranRakyat-Tasikmalaya.com)