BERITA TREN – Kebanyakan motor matic dari brand-brand ternama yang dikembangkan saat ini berjenis injeksi.
Injeksi sendiri merupakan sistem bahan bakar pada sepeda motor yang menggunakan teknologi injeksi bahan bakar elektronik.
Cara kerjanya yaitu bahan bakar diinjeksikan ke dalam mesin melalui injektor yang dikontrol oleh unit kontrol mesin (ECU).
Baca Juga: Pakai Dua Nomor Hanya di Satu Aplikasi WhatsApp, Emang Bisa? Bisa Dong, Begini Cara Settingnya
Dengan sistem seperti itu, motor matic injeksi memiliki pantangan tersendiri, salah satunya tidak boleh sampai kehabisan bahan bakar.
Langkah-Langkah Menangani Motor Injeksi yang Kehabisan Bensin
Bagi pengguna motor injeksi, sangat disarankan untuk selalu memeriksa jumlah bahan bakar yang tersisa di tangki.
Usahakan jika jarum speedometer penunjuk jumlah bensin sudah mengarah ke dua atau satu bar, sesegera mungkin isi kembali. Pastikan tidak sampai menunggunya hingga kedi-kedip, bahkan habis.
Baca Juga: Mudah dan Simpel! Begini Cara Mencari Akun Instagram Teman Hanya dengan Nomor HP
Namun, jika memang kehabisan bahan bakar di jalan, ada hal-hal yang perlu dilakukan. Mengenai apa saja itu akan dijelaskan pada ulasan berikut:
- Pertama-tama, setelah mendeteksi bensin di dalam tangki habis tak tersisa, segera matikan mesin.
- Minta bantuan seseorang untuk membawakan bahan bakar tambahan atau dorong motor hingga ke penyedia terdekat.
- Isi tangki sesuai kapasitas kendaraan. Setelah itu, jangan langsung menekan tombol starter.
Baca Juga: Cara Chat di WhatsApp Tanpa Perlu Simpan Nomor, Belum Tahu Ya? Yuk Cari Tahu di Sini!
- Cukup putar kunci ke posisi on, tunggu beberapa saat sampai suara dari pompa BBM mereda.
- Selanjutnya putar kunci ke posisi off. Ulangi langkah yang sama sebanyak 5 kali.
- Tujuan dari langkah tersebut adalah untuk membuat pompa BBM menyerap bahan bakar terlebih dahulu.
- Setelah itu, barulah boleh mensetarter motor seperti biasa.
Sebagai informasi, terlalu sering membuat tangki motor injeksi kosong sangat membahayakan mesin.
Mengapa begitu? Karena berpotensi merusak komponen injeksi sehingga pemilik motor perlu mengeluarkan biaya besar untuk melakukan perbaikan.***