BERITA TREN – Masih banyak orang yang membicarakan perihal mitos dan fakta mengenai perundungan.
Perundungan (bullying) adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau lebih orang dengan tujuan melukai, menakut-nakuti, atau merendahkan orang lain yang mungkin memiliki kesulitan membela diri.
Terdapat beberapa mitos dan fakta mengenai perundungan, yang penting untuk dipahami untuk membantu mengatasi masalah ini secara efektif.
Baca Juga: Self Bullying yang Sering Dilakukan Tetapi Masih Jarang Disadari
Apa saja?
Dilansir dari laman Kemdikbud.go.id oleh BeritaTren.com ada beberapa mitos dan fakta mengenai perundungan yang belum banyak dipahami oleh masyarakat Indonesia.
Seperti apa saja mitos dan fakta mengenai perundungan yang ternyata banyak terjadi di Indonesia? Yuk, cek ulasannya di bawah!
Mitos dan Fakta Mengenai Perundungan
Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta mengenai perundungan yang harus Anda ketahui, antara lain:
Baca Juga: Ajarkan Hal Ini agar Anak-Anak Terhindar dari Tindak Bullying di Sekolah
Mitos:
1. Perundungan hanya terjadi di lingkungan sekolah:
Fakta: Perundungan tidak terbatas pada lingkungan sekolah saja. Hal ini dapat terjadi di tempat kerja, di rumah, atau di dunia daring (cyberbullying).
Perundungan dapat terjadi di berbagai konteks kehidupan.
2. Hanya anak-anak yang bisa menjadi korban perundungan:
Fakta: Orang dari segala usia, termasuk orang dewasa, juga dapat menjadi korban perundungan.
Perundungan di tempat kerja, misalnya, adalah bentuk perundungan yang lebih umum di kalangan orang dewasa.
Baca Juga: Mengkhawatirkan! Ini Beberapa Faktor Penyebab Bullying di Sekolah Masih Tinggi
3. Korban perundungan selalu melaporkan kejadian tersebut:
Fakta: Banyak korban perundungan tidak melaporkan kejadian tersebut karena takut atau malu.
Oleh karena itu, tingkat pelaporan mungkin lebih rendah dari jumlah sebenarnya kejadian perundungan yang terjadi.
Fakta:
1. Perundungan memiliki dampak psikologis yang serius:
Fakta: Korban perundungan dapat mengalami dampak psikologis yang signifikan, termasuk stres, kecemasan, depresi, dan bahkan pemikiran untuk melakukan bunuh diri.
Oleh karena itu, perundungan harus diatasi dengan serius.
Baca Juga: Inilah Cara Kerja Aplikasi Anti Bullying, Ridwan Kamil: Korban Bully Lapor Ke Pak Gubernur
2. Perundungan tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara verbal atau sosial:
Fakta: Perundungan dapat bersifat fisik, verbal, atau sosial.
Perundungan verbal dan sosial dapat mencakup penghinaan, gossip, atau penolakan sosial, yang dapat berdampak serius pada kesejahteraan korban.
3. Pencegahan perundungan melibatkan seluruh komunitas:
Fakta: Upaya pencegahan perundungan tidak hanya tanggung jawab sekolah atau tempat kerja, tetapi melibatkan seluruh komunitas.
Edukasi, kesadaran, dan pelibatan aktif dari semua pihak dapat membantu mencegah perundungan.
Baca Juga: Trik Jitu Menghadapi Bullying di Sekolah, Lakukan 3 Tips Ini Kamu Akan Merasa Aman
4. Hukuman tidak selalu menyelesaikan masalah perundungan:
Fakta: Sanksi atau hukuman saja tidak selalu menjadi solusi yang efektif.
Perlu ada pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan, dukungan sosial, dan perubahan budaya untuk mengatasi akar permasalahan perundungan.
Penting untuk mendekati isu perundungan dengan pemahaman yang benar dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada korban.
Pencegahan perundungan memerlukan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak terkait. ***