BERITA TREN – Pembahasa soal kalimat biasanya sering dipelajari dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam jenis-jenis kalimat, terdapat salah satu istilah kalimat yang dikenal sebagai kalimat majemuk.
Kalimat majemuk biasanya tersusun sesuai dengan satuan sintaksisnya untuk menyampaikan ide atau pemikiran secara utuh.
Baca Juga: Nonton Na Nare Hana Nare Episode 4 Sub Indo, Tanpa Samehadaku Otakudesu dan Oploverz
Pada dasarnya kalimat majemuk disusun berdasarkan konstituan dasar, seperti klausa atau susunan klausa yang membentuk sebuah kesatuan ujaran yang bermakna.
Kalimat majemuk sendiri merupakan bentuk kalimat luas sebagai hasil dari penggabungan atau perluasan kalimat tunggal.
Sehingganya kalimat tersebut membentuk satu pola atau pola kalimat baru tertentu yang berbeda dengan pola kalimat yang sudah ada.
Kalimat majemuk terbagi menjadi 4 yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, kalimat majemuk campuran dan kalimat majemuk rapatan.
Namun yang diangkat dibahas dalam pembahasan kali ini yaitu terfokus pada kalimat majemuk bertingkat lengkap dengan contohnya.
Dikutip BERITA TREN dari berbagai sumber, inilah pengertian kalimat majemuk bertingkat lengkap dengan contohnya.
Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah suatu kalimat yang terdiri dari satu kalimat dasar dan memiliki fungsi sebagai inti kalimat atau kalimat yang tidak bergantung pada kalimat lain.
Dalam kalimat majemuk bertingkat induk kalimatnya memiliki peranan yang cukup penting sebagai kalimat utama atau kalimat inti.
Sedangkan anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat hanyalah berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur.
Baca Juga: SMK Perguruan Cikini Jakarta: Menggali Potensi Melalui Berbagai Jurusan Kompetensi Keahlian
Berdasarkan beberapa peran yang berbeda, anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi delapan, antara lain yaitu:
a. Anak kalimat keterangan waktu
Anak kalimat yang pertama ini biasanya ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara subjek dan predikat. Contoh:
1. Ketika aku mengunjunginya di rumah sakit, dia sudah tiada.
2. Ongkos angkutan umum ke rumah masih 300 rupiah, waktu aku duduk di Sekolah Dasar.
3. Kala ibu dan ayah remaja, mereka sering bertamasya ke telaga.
b. Anak kalimat keterangan sebab
Anak kalimat jenis ini memiliki sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi kalimat ini lebih fokus membahas hubungan sebab. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung, seperti karena, sebab, dan lantaran. Contoh:
1. Karena berlebihan konsumsi gula, nenek terkena diabetes.
2. Dia mengurungkan niat membeli PS 5, sebab uangnya hendak ia tabung.
3. Lantaran harga tanah dan bangunan di ibu kota mahal, kaum milenial memilih kontrak rumah.
c. Anak kalimat keterangan akibat
Anak kalimat jenis ini menyatakan hubungan akibat, sehingga biasanya terletak di akhir, setelah induk kalimat. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung atau konjungsi seperti hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Contoh:
1. Hujan mengguyur kota ini semalaman, hingga sawah terendam air.
2. Tengkulak membeli beras dengan harga murah, sehingga petani merugi.
3. Media arus utama hanya menjadi corong politisi, maka mutu jurnalisme semakin bobrok.
d. Anak kalimat keterangan syarat
Anak kalimat jenis ini fokus kepada menyatakan hubungan persyaratan. Beberapa tanda yang bisa dilihat dari kalimat ini, yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan. Sementara, untuk posisi anak kalimat ini bisa ditempatkan di bagian mana saja dalam kalimat. Contoh:
1. Jika tidak ingin terlambat ke sekolah, aku harus bangun lebih awal.
2. Pandemi segera berakhir, kalau semua orang mematuhi protokol sejak awal.
3. Ayah tidak akan murka, apabila kamu jujur dari awal.
e. Anak kalimat keterangan tujuan
Anak kalimat jenis ini biasanya digunakan untuk menyatakan hubungan tujuan. Beberapa tanda yang bisa digunakan untuk anak kalimat ini berupa kata hubung, seperti supaya, agar, untuk, dan guna. Contoh:
1. Dinda mengendarai sepedah dengan pelan, supaya telur ayam yang dibawanya tidak pecah.
2. Agar tidak dehidrasi, kamu sebaiknya banyak minum air putih.
3. Bos memasang baliho di jalan untuk meningkatkan target penjualan.
f. Anak kalimat keterangan cara
Anak kalimat jenis ini bisa digunakan untuk menghubungkan keterangan cara. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung seperti, dengan, dan dalam. Posisi dari anak kalimat keterangan cara juga dapat diletakkan di bagian mana saja pada kalimat. Contoh:
1. Dengan disahkannya UU Cipta Kerja, sejumlah pihak berpendapat bahwa hal itu menambah catatan buruk bagi pemerintahan Joko Widodo.
2. Gugus tugas mengirim pesan pendek ke seluruh warga Indonesia, dalam rangka mencegah disinformasi terkait Covid-19.
g. Anak kalimat pengganti pewatas
Anak kalimat jenis ini memiliki fungsi sebagai pelengkap nomina objek, subjek, maupun predikat. Anak kalimat pengganti pewatas ini bisa dilihat dengan kata hubungan yang atau kata petunjuk itu. Contoh.
1. Dia ketua OSIS baru, yang terpilih minggu lalu.
2. Kami memilih berteduh di bangunan yang selalu dipenuhi lumut itu.
h. Anak kalimat pengganti nomina.***