Profesi arsitek memiliki peran penting dalam merancang dan membangun lingkungan fisik yang kita tinggali, mulai dari rumah hunian hingga bangunan komersial dan infrastruktur publik. Arsitek tidak hanya bertanggung jawab untuk menciptakan desain yang estetis, tetapi juga harus memastikan bahwa setiap bangunan yang dirancang aman, fungsional, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Kuliah Jurusan Arsitektur
Untuk menjadi seorang arsitek, seseorang harus menempuh pendidikan formal di jurusan arsitektur. Di Indonesia, jurusan arsitektur tersedia di berbagai universitas, baik negeri maupun swasta, dan umumnya termasuk dalam fakultas teknik. Gelar yang akan diperoleh setelah menempuh pendidikan di jurusan ini adalah Sarjana Arsitektur (S.Ars), dengan opsi untuk melanjutkan ke jenjang profesi Arsitek (Ar.).
Baca Juga: Teknik Informatika vs Sistem Informasi: Bedanya di Mana, Ya?
Pendidikan arsitektur membutuhkan waktu sekitar empat hingga lima tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Setelah lulus, calon arsitek harus mengikuti program profesi arsitek atau yang dikenal dengan Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr), yang berlangsung selama satu hingga dua tahun. Program ini dirancang untuk mempersiapkan lulusan sarjana arsitektur dalam menghadapi dunia profesional yang lebih praktis dan spesifik.
Selain itu, untuk mendapatkan lisensi atau sertifikasi resmi sebagai arsitek, lulusan harus mengikuti ujian yang diakui oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan memenuhi beberapa persyaratan pengalaman kerja tertentu. Sertifikasi ini penting agar arsitek dapat menjalankan profesi mereka secara legal dan diakui oleh pemerintah serta klien.
Berapa Lama Menjadi Arsitek?
Secara total, waktu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang arsitek bisa mencapai 6 hingga 7 tahun, tergantung pada durasi kuliah dan program profesi. Durasi ini mencakup 4 hingga 5 tahun untuk menyelesaikan pendidikan sarjana dan tambahan 1 hingga 2 tahun untuk program profesi. Setelah itu, calon arsitek masih perlu mengumpulkan pengalaman kerja yang cukup dan lulus ujian sertifikasi agar dapat berpraktik secara mandiri.
Penghasilan Arsitek Saat Ini
Berbicara tentang penghasilan, profesi arsitek menawarkan potensi pendapatan yang cukup menjanjikan, meskipun bervariasi tergantung pada tingkat pengalaman, lokasi tempat bekerja, dan jenis proyek yang ditangani. Di Indonesia, arsitek pemula (junior) dapat memperoleh gaji rata-rata sekitar Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per bulan. Namun, seiring bertambahnya pengalaman, seorang arsitek senior atau yang bekerja di perusahaan arsitektur ternama bisa mendapatkan penghasilan di kisaran Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per bulan, atau lebih tinggi lagi jika menangani proyek besar dan kompleks.
Baca Juga: Teknik Informatika: Gali Ilmu Komputer dan Software Sampai Tuntas
Di tingkat internasional, arsitek yang bekerja di negara-negara maju seperti Amerika Serikat atau Eropa biasanya mendapatkan pendapatan yang jauh lebih besar. Di AS, misalnya, arsitek dapat menghasilkan gaji tahunan sekitar USD 60.000 hingga USD 100.000, tergantung pada pengalaman dan lokasi.
Kesimpulan
Menjadi seorang arsitek membutuhkan komitmen waktu dan dedikasi yang tinggi, baik dalam hal pendidikan maupun pengembangan profesional. Namun, profesi ini menawarkan prospek karir yang menarik, terutama bagi mereka yang memiliki minat di bidang desain dan konstruksi. Dengan potensi penghasilan yang cukup besar, baik di Indonesia maupun di luar negeri, arsitek menjadi salah satu profesi yang diminati oleh banyak orang, khususnya generasi muda yang tertarik pada bidang kreatif dan teknis.