BERITA TREN – Kasus Sunhaji, seorang penjual es teh yang mendapat bantuan besar setelah diolok-olok oleh Gus Miftah di sebuah pengajian di Magelang pada Rabu (20/11/2024), membawa dampak yang tak terduga.
Insiden tersebut membuat nama Sunhaji viral di media sosial, dan ia menerima berbagai hadiah seperti ibadah umrah bersama keluarga, uang tunai, hingga rumah baru.
Dilansir BeritaTren.com dari berbagai sumber, kejadian ini memunculkan fenomena baru di masyarakat.
Banyak penjual es teh lainnya yang berharap mendapatkan nasib serupa. Salah satu contohnya terlihat pada acara pengajian Gus Iqdam di Alun-Alun Mangkunegaran Solo, Minggu (8/12/2024), yang dipenuhi oleh penjual es teh.
Perempuan Penjual Es Teh Minta Dihina Gus Miftah
Baru-baru ini, sebuah video viral memperlihatkan seorang perempuan penjual es teh meminta secara terbuka agar Gus Miftah menghinanya. Dalam video tersebut, perempuan itu menyampaikan bahwa ia ingin memiliki nasib serupa dengan Sunhaji.
“Assalamualaikum. Untuk bapak Gus Miftah, saya minta seikhlas-ikhlasnya tolong olok-olok diri saya,” ucapnya dalam video yang kini beredar luas di media sosial.
Ia berharap hinaan dari Gus Miftah bisa mendatangkan rezeki melimpah, sebagaimana yang dialami Sunhaji. “Kalau gitu ceritanya (Sunhaji). Saya juga penjual es, mana tahu saya bisa umrah dengan cara bapak olok-olok,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut, perempuan itu mengungkapkan harapannya untuk mendapatkan uang, rumah, hingga kesempatan beribadah umrah. “Mana tahu pegang duit segepok, umrah, punya rumah. Amin,” tambahnya.
Reaksi Publik dan Fenomena “Jiwa Mengemis”
Unggahan video ini mendapatkan perhatian luas di dunia maya, termasuk dari akun Instagram @dramakuin.official yang membagikan cuplikan tersebut pada Sabtu (14/12/2024). Respons warganet pun beragam, sebagian besar memberikan kritik atas fenomena ini.
“Jiwa ngemis efek fenomena,” tulis seorang warganet. “Akhirnya iri semua,” komentar yang lain.
Ada juga yang menyindir bahwa upaya seperti itu tidak selalu akan mendapat simpati. “Boro-boro disumbang bu kalau kayak gini, mah. Kasihan juga kagak,” tulis seorang pengguna.
Fenomena ini juga menjadi perhatian tokoh agama lainnya, seperti Ustaz Felix Siauw. Dalam pernyataannya, Felix menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak psikologis yang muncul di masyarakat akibat kejadian ini.
Baca Juga: PNS Wajib Tahu! Begini Cara Pencairan Dana Pensiun Taspen Mudah, Lengkapi Syarat Ini!
“Ini yang aku bilang bahwasannya kita harus hati-hati dengan sebuah mental di mana ketika ada orang datang ke sana itu dia tuh sebenarnya mau minta atau dikasihani,” ungkap Ustaz Felix.
Felix menilai bahwa situasi ini dapat memicu “mental mengemis,” di mana masyarakat cenderung berharap belas kasihan atau bantuan dengan cara yang serupa.
“Makanya ketika sudah tercipta semacam ini, ketika Gus Miftah atau konten kreator yang lain misalnya, ketika mereka sudah membentuk sebuah konsep berpikir kayak begini, expecting kayak begini, maka orang-orang datang ke dia pengin dibantu,” tambahnya.
Fenomena yang Perlu Diwaspadai
Kasus ini membuka diskusi luas tentang dampak sosial dari tindakan filantropi yang viral. Meski niat baik seperti membantu Sunhaji patut diapresiasi, muncul kekhawatiran bahwa hal ini menciptakan pola pikir tidak sehat di masyarakat.
Baca Juga: Formula Perhitungan Single Salary PNS Buat Gaji Bulanan jadi Lebih Besar?
Ketika bantuan diberikan secara publik dan menjadi viral, efek domino berupa ekspektasi dan rasa iri bisa timbul di antara masyarakat.
Para ahli dan tokoh agama mengingatkan pentingnya membangun budaya kerja keras dan mandiri, alih-alih menggantungkan nasib pada simpati atau belas kasihan orang lain.
Bagi Gus Miftah, kasus ini menjadi tantangan baru untuk lebih bijak dalam bersikap di depan publik.
Sementara itu, bagi masyarakat, kejadian ini adalah pengingat untuk tetap menjaga keseimbangan antara harapan dan usaha pribadi.
Baca Juga: Mengenal Single Salary, Sistem Gaji PNS Terbaru hingga Rp50 Juta per Bulan, Cek di Sini!