BERITA TREN – Pada pembahasan kunci jawaban bahasa Indonesia kali ini adik-adik akan diminta untuk menjelaskan pesan-pesan yang terkandung dalam puisi.
Kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 8 SMP halaman 154 akan mengulas seputar puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar.
Adapun judul puisi yang akan dibahas dalam kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 8 SMP halaman 154 ini yaitu “Doa.”
Adik-adik nantinya akan diminta untuk menjelaskan pesan-pesan yang terkandung dalam setiap bait puisi doa tersebut.
Jika adik-adik merasa kesulitan menemukan pesan-pesan yang terkandung dalam puisi ini, maka Simaklah kunci jawaban yang akan diberikan berikut ini.
Kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 8 SMP halaman 154 ini hanyalah bersifat sebagai panduan bagi adik-adik.
Dirangkum BERITA TREN dari channel YouTube Basbahanajar Youtube Channel pada 20 Desember 2023, inilah kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 8 SMP halaman 154.
Kalian sudah belajar cara menemukan pesan dalam puisi “Membaca Tanda-Tanda.” Dengan berbekal pengetahuan yang sudah kalian dapatkan, diskusikan dan temukan pesan-pesan yang ada dalam puisi “Doa.” Gunakanlah tabel berikut untuk membantu kalian menemukan pesan-pesannya.
Jawab:
Baca Juga: Apa yang Dimaksud Kalimat Majemuk Bertingkat? Ini Pengertian Lengkap dengan Contohnya
Perhatikan judulnya:
Keterangan: Doa
Tandai kata-kata yang tidak dipahami:
Keterangan: Termanggu artinya termenung
Baca Juga: Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta Resmi Dibuka, Ini Harapan Ibu Rektor
Tandai kata-kata yang sering diulang:
Keterangan: aku, tuhanku
Berikut adalah pesan yang dapat diidentifikasi dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar.
1. Ketergantungan dan pencarian ketenangan rohani: puisi ini mencerminkan rasa ketergantungan seorang individu pada Tuhan. Dalam terbangun, individu tersebut tetap menyebut nama Tuhan, mencari ketenangan rohani dan dukungan dalam menghadapi kesulitan hidup.
2. Pengakuan keterbatasan dan kerendahan diri: dengan ungkapan “Biar susah sungguh,” puisi ini menggambarkan pengakuan akan kesulitan yang dihadapi oleh individu tersebut. Meskipun mengakui keberadaan Tuhan yang penuh kasih dan suci individu merasa kehilangan bentuk dan remuk, menunjukkan kerendahan diri dan kehancuran spiritual.
3. Pencarian jati diri dan kembali kepada Tuhan: individu dalam puisi ini mengembara di negeri asing, mencerminkan perjalanan hidup yang mungkin membuatnya merasa tersesat atau kehilangan jati diri. Namun, dia tetap mengenali Tuhan sebagai tempat kembali, dan di pintu Tuhan, Ia mengetuk, menunjukkan keinginan untuk kembali kepada-Nya.
4. Ketidakmampuan berpaling dari Tuhan: puisi ini ditutup dengan pengakuan bahwa individu tidak bisa berpaling dari Tuhan. Hal ini menggambarkan keinginan yang kuat untuk tetap berhubungan dengan aspek spiritual dan ketuhanan serta kesadaran akan kebutuhan dan dukungan Ilahi.***