BERITA TREN – Kata-kata greenflation tiba-tiba menjadi viral setelah dikenalkan oleh calon wakil presiden paslon nomor 2, yakni Gibran Rakabuming di acara debat cawapres.
Tapi, istilah greenflation ini ternyata masih terlalu asing ditelinga masyarakat Indonesia loh!
Nah, buat kamu yang kemarin menyaksikan acara debat cawapres wajib banget untuk memahami istilah dari greenflation. Penasaran bukan?
Pengertian Greenflation
Greenflation merupakan istilah yang merujuk pada fenomena kenaikan harga barang dan jasa yang ramah lingkungan atau berkelanjutan.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, banyak perusahaan mulai mengadopsi praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Tapi sayangnya, hal ini juga dapat memicu kenaikan harga, yang kemudian disebut sebagai greenflation.
Penyebab Greenflation
Ada beberapa penyebab dari munculnya greenflation, yang diantaranya adalah:
1. Kenaikan Biaya Produksi
Salah satu penyebab utama greenflation adalah biaya produksi yang lebih tinggi untuk produk dan layanan ramah lingkungan.
Proses produksi yang lebih berkelanjutan seringkali melibatkan teknologi dan bahan baku yang lebih mahal.
2. Investasi dalam Inovasi Hijau
Perusahaan yang berusaha mengadopsi teknologi dan inovasi hijau perlu menginvestasikan dana lebih besar dalam penelitian dan pengembangan.
Biaya ini kemudian dapat terlihat dalam harga jual produk mereka.
3. Permintaan Tinggi
Tingginya permintaan akan produk ramah lingkungan dapat menciptakan situasi di mana penawaran tidak dapat memenuhi permintaan.
Hal ini ternyata juga bisa menjadi pemicu kenaikan harga sebab adanya keterbatasan pasokan.
Contoh Greenflation
Lantas, apa saja contoh dari greenflation di dalam perkembangan ekonomi yang terlihat jelas? Berikut adalah contohnya, antara lain:
Baca Juga: 10 Cara Menghitung Premi Asuransi Bulanan pada Kendaraan yang Wajib Banget untuk Kamu Pelajari!
1. Mobil Listrik
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap mobil listrik, harga mobil tersebut mungkin mengalami kenaikan.
Ini bisa disebabkan oleh biaya produksi baterai yang mahal dan permintaan yang tinggi.
2. Produk Organik
Meningkatnya permintaan akan produk organik dapat menyebabkan kenaikan harga, karena metode pertanian organik seringkali lebih mahal dan hasil produksinya mungkin lebih rendah dibandingkan dengan pertanian konvensional.
3. Energi Terbarukan
Penggunaan energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin telah meningkat keberadaannya.
Meskipun ini positif untuk lingkungan, investasi awal yang besar dan biaya pemeliharaan dapat menciptakan greenflation di sektor ini.
Kesimpulan:
Greenflation adalah dampak dari perubahan paradigma menuju praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.
Meskipun kenaikan harga bisa menjadi tantangan, penting untuk diingat bahwa kontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan adalah investasi jangka panjang yang berharga.
Dengan terus mendorong inovasi dan efisiensi dalam sektor ramah lingkungan, harapannya adalah bahwa greenflation dapat dikendalikan dan bahkan mengarah pada turunnya harga produk dan layanan yang lebih berkelanjutan di masa depan. ***