BERITA TREN – Bila Anda tertarik untuk membuka bisnis atau usaha ternak belut, sebaiknya ketahui dulu perbedaan belut sawah dan belut ternak.
Karena belut sawah (Monopterus albus) dan belut ternak merupakan dua jenis belut yang memiliki perbedaan dalam habitat alami, perilaku, dan keberadaannya dalam konteks budidaya atau ternak.
Oleh sebab itu sangat disarankan bagi peternak belut untuk mengetahui dengan pasti perbedaan belut sawah dan belut ternak dengan baik.
Dengan mengetahui perbedaan belut sawah dan belut ternak, Anda dapat lebih fokus dalam menjalankan bisnis tanpa khawatir tertukar antara kedua belut tersebut.
Berikut adalah beberapa perbedaan belut sawah dan belut ternak yang sudah dirangkum oleh BeritaTren.com dari YouTube milik Candra Istyawan, antara lain:
Habitat Alami:
Belut Sawah (Monopterus albus): Biasanya ditemukan di sawah, rawa-rawa, dan perairan berawa.
Belut Ternak: Merupakan istilah yang dapat mencakup berbagai jenis belut yang dibudidayakan, termasuk belut sawah. Belut ternak dapat hidup di berbagai jenis habitat yang disesuaikan dengan kondisi budidaya.
Perilaku dan Morfologi:
Belut Sawah: Cenderung memiliki tubuh yang ramping dan dapat berwarna cokelat atau kehijauan. Mereka memiliki kemampuan untuk hidup di luar air untuk sementara waktu.
Belut Ternak: Dapat mencakup berbagai jenis belut, termasuk yang memiliki morfologi dan perilaku yang bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi budidaya.
Kegunaan dan Budidaya:
Belut Sawah: Umumnya ditangkap dari alam liar dan juga dapat dibudidayakan. Belut sawah sering kali menjadi target budidaya karena potensinya sebagai sumber protein.
Belut Ternak: Merupakan istilah umum yang mencakup belut yang dibudidayakan untuk tujuan konsumsi manusia, baik di pasar lokal maupun internasional. Budidaya belut melibatkan pengelolaan kolam atau tangki dengan memberikan pakan dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Perbedaan Jenis dan Spesies:
Belut Sawah: Mengacu secara khusus pada spesies Monopterus albus, yang banyak ditemukan di Asia Tenggara.
Belut Ternak: Merupakan istilah yang lebih umum dan dapat mencakup berbagai jenis belut, seperti belut air tawar (Misgurnus spp.), belut air asin (Anguilla spp.), dan belut sawah (Monopterus albus), tergantung pada konteksnya.
Potensi Invasif:
Belut Sawah: Dalam beberapa kasus, belut sawah dapat menjadi spesies invasif jika diperkenalkan ke ekosistem baru dan dapat mengancam keberlanjutan spesies lokal.
Belut Ternak: Beberapa jenis belut yang dibudidayakan dapat menjadi invasif jika tidak dikelola dengan baik atau lolos ke lingkungan alamiah.
Perlu dicatat bahwa istilah “belut ternak” dapat mencakup berbagai jenis belut yang dibudidayakan di berbagai negara.
Oleh karena itu, perbedaan belut sawah dan belut ternak dapat bervariasi bergantung pada spesies belut yang dimaksud dan praktik budidaya yang diterapkan. ***