BERITA TREN- Perjuangan ibu tidak hanya sebatas mengandung dan melahirkan buah hatinya, tetapi juga ada risiko mengalami baby blues ataupun depresi pasca melahirkan.
Kedua gangguan psikologis tersebut sama-sama membahayakan ibu sekaligus si kecil.
Sebaiknya ketahui apa perbedaannya supaya bisa melakukan penanganan denngan baik sesuai gejala yang tampak.
Baca Juga: Tips agar Bibir tidak Kering, Rahasia Bibir tetap lembab Sepanjang Hari
Gejala Baby Blues Syndrome
Bagi yang masih asing dengan baby blues syndrome, gangguan psikologis ini umumnya dialami ibu pasca melahirkan.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, akan tetapi banyak ahli berpendapat bahwa penyebab utamanya adalah perubahan kadar hormon.
Bukan hanya itu, perubahan pola tidur, rutinitas, hingga merasa memiliki tanggung jawab yang besar juga dinilai sebagai penyebabnya.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Ikuti Tips Diet Sehat dan Cepat Serta Aman bagi Tubuh
Pada kasus-kasus yang telah terjadi, baby blues syndrome diperkirakan muncul setelah 2-3 hari setelah melahirkan.
Bagi para calon orang tua, baik ibu ataupun ayah, ketahui apa saja gejala baby blues sydrome yang dijelaskan di bawah ini:
- Lebih mudah menangis dan tersinggung
- Mood swing
- Perasaan tidak ada ikatan dengan buah hati
- Mengalami kesulitan tidur
- Merasa kehilangan kebebasan
Baca Juga: Tak Perlu Tahan Lapar, Ganti Menu Sarapan Sehat untuk Diet yang Mudah dan Enak
Pada tahap lebih parah, ibu bisa merasa tidak ingin merawat bayinya bahkan terpikir untuk melakukan tindakan nekat.
Gejala Depresi Pasca Melahirkan
Mengulas mengenai depresi pasca melahirkan, gangguan psikologis ini terjadi ketika baby blues syndrome tidak kunjung sembuh setelah 2 minggu.
Gejala yang muncul antara baby blues syndrome dan depresi asca melahirkan hampir sama.
Baca Juga: Ingin Memberi MPASI Bayi dengan Sayur Bening? Intip Resepnya di Sini!
Bedanya, depresi pasca melahirkan gejalanya terjadi lebih lama, kira-kira hingga 1 tahun.
Kabar buruknya, gejala yang muncul dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Bahkan penderitanya bisa mengalami halusinasi dan delusi yang cukup membahayakan bayi dan sang ibu.
Baca Juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Mata Paling Ampuh, Efektif, dan Mudah, Nomor 1 Jarang Dikerjakan
Karena sama-sama membahayakan, selain dukungan keluarga, sebaiknya segera periksakan ke dokter atau ahli dalam bidangnya. ***