BERITA TREN – Malam satu Suro adalah perayaan tradisional yang memiliki banyak makna dan kepercayaan mistis bagi masyarakat Jawa dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Selama perayaan ini, ada beberapa pantangan atau larangan yang dipercayai harus dihindari untuk menjaga keberuntungan dan keselamatan.
Pantangan di Malam Satu Suro
Berikut adalah beberapa pantangan yang umumnya diikuti oleh masyarakat pada malam satu Suro:
Tidak Keluar Rumah Malam Hari
Salah satu pantangan utama adalah tidak keluar rumah saat malam satu Suro.
Dipercayai bahwa malam ini adalah saat di mana dunia gaib terbuka dan makhluk-makhluk supranatural berkeliaran.
Untuk menghindari potensi bahaya atau gangguan dari makhluk gaib, orang-orang disarankan untuk tetap berada di dalam rumah.
Tidak Mandi di Sungai atau Laut
Dipercayai bahwa air di sungai atau laut pada malam satu Suro memiliki energi khusus dan menjadi tempat persembahan bagi roh nenek moyang.
Oleh karena itu, orang-orang dihindari untuk mandi di sungai atau laut pada malam ini.
Tidak Meniup Lilin
Tidak meniup lilin atau sumber cahaya lainnya pada malam satu Suro. Ini diyakini bisa mengundang roh-roh jahat atau memperkuat energi negatif.
Tidak Memotong Kuku atau Rambut
Dipercayai bahwa memotong kuku atau rambut pada malam satu Suro akan membawa kesialan atau gangguan dari makhluk gaib.
Tidak Membuat Kebisingan
Hindari membuat kebisingan atau bising yang berlebihan pada malam satu Suro.
Ini termasuk larangan memukul atau memukul benda dengan keras atau berbicara dengan suara tinggi.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Makan 3 Nastar sama Dengan Makan Sepiring Nasi
Tidak Memanggil Nama Orang Lain
Pantangan ini mencakup larangan memanggil nama orang lain di malam satu Suro. Ini diyakini bisa menyebabkan gangguan dari makhluk gaib atau membawa kesialan.
Tidak Menjelajahi Tempat-tempat Angker
Dianggap berbahaya untuk menjelajahi tempat-tempat angker atau tempat-tempat yang dianggap memiliki energi negatif atau dihuni oleh makhluk gaib.
Penting untuk diingat bahwa pantangan-pantangan ini adalah bagian dari tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa dan tidak selalu diikuti oleh semua orang.
Setiap orang memiliki kepercayaan dan tradisi yang berbeda, dan penting untuk menghormati keragaman budaya dan keyakinan yang ada. ***