Berita Tren – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan mencatatkan portofolio pembiayaan berkelanjutan sebesar 7 triliun lebih hingga akhir Triwulan III 2024. Jumlah ini mencerminkan 61,9% dari total kredit dan portofolio investasi obligasi BRI.
Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, menekankan bahwa pencapaian ini menunjukkan dedikasi BRI dalam mendukung peralihan menuju ekonomi hijau dan inklusif.
“Kami yakin bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan adalah kunci menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pembiayaan ini, BRI berkomitmen untuk mendukung transformasi hijau dan program-program yang mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs),” jelasnya.
Dalam penyaluran kredit berkelanjutan, BRI memfokuskan pada Kredit KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan) yang mencapai total Rp764,8 triliun, terdiri dari sektor sosial sebesar Rp677,1 triliun, kredit KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) Rp83,3 triliun, serta pembiayaan obligasi berkelanjutan sebesar Rp4,39 triliun.
Baca Juga: BRI Gelar Treasury Banking Summit untuk Dorong Kolaborasi dan Pertumbuhan Perbankan Nasional
Penyaluran kredit ke sektor KUBL didominasi oleh sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatan lahan ramah lingkungan sebesar Rp55,58 triliun, transportasi hijau sebesar Rp10,97 triliun, produk ramah lingkungan Rp7,97 triliun, dan energi terbarukan Rp6,18 triliun.
“Sebagai lembaga keuangan yang berkomitmen pada keberlanjutan, BRI menerapkan langkah strategis untuk memastikan bahwa semua investasi dan pinjaman kami sesuai dengan standar ESG, termasuk kredit untuk sektor hijau yang mengikuti kategori KUBL,” tambahnya.
Pedoman ini sejalan dengan POJK No.51 tahun 2017 tentang Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Terbuka; POJK No.60 tahun 2017 tentang Green Bond; dan POJK No.18.
Dalam proses penyaluran kredit, BRI mengikuti panduan Loan Portfolio Guidelines (LPG) yang mencakup aspek ESG sebagai bagian dari prosedur Know Your Customer (KYC) untuk memastikan calon debitur bebas dari isu lingkungan, sosial, hukum, atau litigasi.
“BRI menerapkan penilaian risiko ESG yang komprehensif, mulai dari identifikasi sektor berisiko tinggi hingga standar regulator untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” tambah Solichin.***