BERITA TREN – Pembahasan Upah Minimum Kota (UMK) Surabaya untuk tahun 2024 telah memunculkan perbedaan pendapat antara pekerja dan pengusaha.
Para pekerja mengusulkan agar UMK di Surabaya tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 5,2 juta, yang merefleksikan kenaikan sekitar 15% dari UMK tahun 2023 yang berjumlah Rp 4.525.479,19​​.
Usulan ini didasarkan pada pertimbangan berbagai faktor, termasuk kebutuhan bahan pokok yang terus meningkat.
Sebaliknya, kalangan pengusaha merasa keberatan dengan usulan tersebut, menganggap angka Rp 5,2 juta terlalu tinggi​​.
Baca Juga: Mengenang Sosok Dr. Victor Chang Melalui Google Doodle Hari Ini
Hal ini mencerminkan ketegangan yang sering terjadi dalam proses penetapan UMK, di mana kepentingan pekerja dan pengusaha seringkali tidak sejalan.
Dilansir BeritaTren.com dari berbagai sumber, informasi terbaru menunjukkan bahwa UMK Surabaya tahun 2024 kemungkinan akan naik sekitar 7% dari tahun 2023, yang berarti pekerja di Surabaya mungkin akan menerima upah sekitar Rp 4.800.000​​​​.
Kenaikan ini sesuai dengan aturan baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan​​.
Pembahasan UMK Surabaya 2024 ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mencapai keseimbangan antara kebutuhan hidup layak bagi pekerja dan kemampuan finansial pengusaha.
Proses negosiasi antara serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah sering kali kompleks dan memerlukan pertimbangan dari berbagai sudut pandang.
Kenaikan UMK yang diusulkan pekerja sebesar 15% menandakan upaya mereka untuk mengatasi tekanan inflasi dan peningkatan biaya hidup.
Namun, keberatan dari pihak pengusaha menunjukkan kekhawatiran akan dampak kenaikan UMK yang signifikan terhadap stabilitas bisnis dan keberlangsungan operasional perusahaan.
Baca Juga: Ada Berapa Jenis atau Ras Kelinci yang Ada di Dunia? Ini Dia Jawaban yang Harus Kamu Cari Tahu!
Dalam konteks yang lebih luas, pembahasan UMK di Surabaya merupakan bagian dari dinamika ketenagakerjaan di Indonesia, di mana penentuan upah minimum sering kali menjadi topik hangat yang melibatkan banyak pihak.
Proses ini tidak hanya mencerminkan kondisi ekonomi lokal, tetapi juga menunjukkan perjuangan berkelanjutan dalam mencapai kesetaraan dan keadilan di tempat kerja.
Penetapan UMK yang adil dan memadai merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa pekerja dapat hidup layak dengan penghasilan mereka, sambil mempertahankan kesehatan ekonomi dan daya saing bisnis.
Baca Juga: Prediksi Skor Madura United vs Bali United, Streaming Liga 1 Indonesia Kamis Sore Hari ini
Oleh karena itu, keputusan terkait UMK harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi lokal, tingkat inflasi, dan daya beli masyarakat.
***