Follow FansPage
Berita Tren
Jumat, 27 Juni 2025
No Result
View All Result
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Internasional
  • Khazanah
  • Nasional
  • Ototekno
  • Pendidikan
  • Serba Serbi
  • Sport
  • Tren
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Internasional
  • Khazanah
  • Nasional
  • Ototekno
  • Pendidikan
  • Serba Serbi
  • Sport
  • Tren
No Result
View All Result
Berita Tren
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Melancong

Liburan di Lampung, Jangan Lupa Yuk Kunjungi Museum Transmigrasi! Pertama dan Satu-satunya di Dunia

by Kris Dwi Antara
April 17, 2023
in Melancong
0
0
SHARES
143
VIEWS

BERITA TREN – Bicara Lampung salah satunya kita harus ingat museum, sebab provinsi ini jangan hanya dikenal sebagai penghasil lada dan kopi, tetapi juga sebagai lumbung pangan karena pernah berstatus sebagai daerah penempatan transmigrasi.

Museum Ketransmigrasian yang berada di Provinsi Lampung ini merupakan Museum Transmigrasi pertama dan yang diklaim sebagai satu-satunya di dunia.

Dari Museum ini kita dapat gambaran dan bukti bahwa Lampung sebagai eks daerah transmigrasi berhasil menjadi daerah lumbung pangan dan telah terbukti berkontribusi besar dalam program ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Contoh Brosur Paket Lebaran 2023, Menawarkan Berbagai Produk Berkualitas dan Promo Menarik

Dikutip dari artikel ‘Satu Abad Transmigrasi di Indonesia’ oleh BeritaTren.com, Nugraha Setiawan menulis, tidak ada satupun negara lain yang menerapkan program transmigrasi.

Peneliti pada Pusat Penelitian Kependudukan dan Pengajar pada Jurusan Sosial Ekonomi Fapet Unpad itu menyebut, transmigrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas spasial atau migrasi penduduk horizontal atas inisiatif pemerintah yang khas Indonesia.

Museum Ketransmigrasian atau dikenal sebagai Museum Transmigrasi ini dibangun di atas tanah seluas 6.3 hektare, memiliki bangunan utama bertingkat 3 lantai.

Baca Juga: Libur Sekolah Lebaran 2023 Jawa Timur Idul Fitri 1444 H Kapan? Simak Penjelasannya

Beralamat di Jln. Ahmad Yani, Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Jarak dari pusat Kota Bandar Lampung hanya 25 km, dapat ditempuh dalam waktu 47 menit dengan kendaraan pribadi. Kondisi jalan mulus dan lancar.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurut Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc., Guru Besar Ilmu Tanah/Manajemen Sumberdaya Alam Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Museum Ketransmigrasian ini dibangun karena alasan historis.

Begawan Pertanian, putra transmigran kelahiran Pringsewu ini adalah tokoh penggagas berdirinya Museum Transmigrasi ini. Beliau pernah menjabat Rektor Universitas Lampung (Unila) dua periode, 1998-2007.

Baca Juga: Zakat Fitrah Hukumnya Wajib, Ini Bacaan Niatnya untuk Diri Sendiri, dan Keluarga

“Museum ini mulai dibangun pada 12 Desember 2004 pas Hari Bhakti Transmigrasi ke-54. Peletakan batu pertamanya oleh Gubernur Lampung ke-9, Sjachroedin Zainal Pagaralam,” terang Muhajir Utomo.

Seorang pengunjung museum asal Tubaba kepada BeritaTren.com mengatakan, koleksi museum harus diperkaya, termasuk pengelolaannya perlu ditingkatkan.

“Saya melihat masyarakat masih banyak menyimpan hal-hal yang bisa mendukung konten museum. Itu harus diduplikasi kalau tidak boleh diminta. Ini era digital, rasanya tak sulit untuk dilakukan,” kata pengunjung yang enggan ditulis namanya itu.

Baca Juga: Ingin Sholat Taubat? Ini Cara Menunaikannya Lengkap Dengan Bacaan Niatnya

Ia menyebut, diantaranya ada kentongan raksasa yang dulu dipergunakan untuk mengumpulkan orang atau ditabuh saat ada bahaya. Dia juga melihat berbagai alat pertukangan, dan gerabah yang masih disimpan masyarakat.

“Semua pihak harus mensupport pengelola museum, supaya museum lebih menarik dan suasananya hidup,” tambahnya.

Pendapat ini diamini oleh Profesor Muhajir Utomo.

“Dukungan dari pemerintah sedikit sekali. Padahal Transmigrasi adalah peristiwa besar sejarah bangsa Indonesia. Jadi manajemen pengelolaannya juga susah bergerak,” terang Prof Muhajir Utomo menanggapi kondisi museum, Bandar Lampung, Senin 17/04/2023).

Baca Juga: Bagaimana Cara Tepat untuk Meningkatkan Daya Konsentrasi Pada Anak? Ini Dia 7 Tips yang Bisa Kamu Coba!

Dukungan terhadap pengelolaan dan pengembangan Museum Transmigrasi ini juga datang dari Ketua Umum Perhimpunan Anak Transmigrasi RI (DPP PATRI), Ir. H. Sunu Pramono Budi, MM.

Dihubungi BeritaTren.com Ketua Umum DPP PATRI yang akrab disapa Pak Hasprabu atau Lurah PATRI ini mengatakan, Museum Transmigrasi dan PATRI ini tidak bisa dipisahkan.

Ditengah kesibukannya, Lurah PATRI menerangkan bahwa Museum Transmigrasi itu digagas oleh pendiri sekaligus Ketua Umum DPP PATRI periode 2004-2014, Prof. Muhajir Utomo.

“Tentu kami sangat mendukung keberadaan dan pengembangannya,” tegas Hasprabu.

Baca Juga: Tips Mengolah Rendang Daging Sapi Supaya Cepat Empuk Untuk Sajian Lebaran, Gampang Banget!

Ia menambahkan, Museum Nasional Ketransmigrasian ini mendokumentasikan catatan sejarah dan menjadi rujukan ilmiah tentang keberhasilan proses transmigrasi di Indonesia.

“Pengelola harus bisa mendekatkan keberadaan, peran dan fungsi museum ini di kalangan generasi milenial. Jangan sampai sejarah transmigrasi hilang karena generasi penerusnya tidak mengenal sejarah,” kata Hasprabu.

“Kondisi kurang terurus ini jangan berlarut, gandeng mitra biar tidak stagnan. Kolaborasi dengan pegiat literasi untuk menarik generasi milenial,” gagas pegiat literasi asal Tubaba.

Baca Juga: Capek Goreng Ikan Selalu Lengket di Wajan? Ini Dia 4 Tips yang Bisa Kamu Terapkan Supaya Masak Tetap Nyaman!

Ia menambahkan, museum ini bisa jadi wahana belajar, pusat pengkajian program transmigrasi, dan menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik di Lampung.

Dari tempat ini masyarakat dapat mengetahui sejarah panjang program transmigrasi dengan segala suka dukanya. Kontribusinya besar untuk pembangunan bangsa ini tetapi masih ada warga yang memandangnya buruk.

Sejarah panjang transmigrasi dimulai sejak pelaksanaan kolonisasi yang pertama tahun 1905 oleh pemerintah kolonial Belanda. Sebanyak 155 keluarga dari Karesidenan Kedu, Jawa Tengah dipindahkan ke Gedong Tataan (Bagelen) di Lampung.

Baca Juga: Jangan Asal sama 3 Zodiak Soal Cinta! Ini Dia Zodiak yang Menurut Astrologi Terlalu Mengidealkan First Love

Tahun 1922 dibuka lagi daerah kolonisasi baru yang lebih besar yang diberi nama Wonosobo dekat Kota Agung Lampung Selatan (sekarang daerah Tanggamus) serta daerah kolonisasi Metro dekat Sukadana.

Menyusul kemudian berturut-turut dibuka kawasan kolonisasi baru di Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan, dan Sulawesi.

Baru pada Desember 1950, untuk pertama kali setelah merdeka, Pemerintah RI melalui Jawatan Transmigrasi di bawah Kementerian Sosial memberangkatkan transmigran ke Sumatera Selatan. Istilah kolonisasi berubah menjadi transmigrasi.

Era Orde Baru, transmigrasi bukan semata-mata pemindahan penduduk dari pulau Jawa ke luar Jawa, tujuan program lebih diarahkan untuk memproduksi beras terkait upaya pencapaian swasembada pangan.

Baca Juga: Banyak Tingkah dan Suka Dipuji, Ini Dia 5 Zodiak yang Menurut Astrologi Haus Perhatian: Ada Leo Si Caper

Ketua Umum DPP PATRI dalam berbagai kesempatan sering mengatakan, pengembangan transmigrasi saat ini juga diarahkan untuk mendukung kebijakan energi alternatif (biofuel), dan mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia.

“Penempatan transmigran juga untuk mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan,” ungkap Ir. H. Sunu Pramono Budi, MM (Hasprabu).

Masih kata Hasprabu, transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk. Sekarang pengembangan transmigrasi dilaksanakan dengan paradigma mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan.

Baca Juga: Atletico Madrid vs Almeria Disiarkan Dimana?, Prediksi Skor H2H dan Tempat Nonton Liga Spanyol

Hasprabu mengingatkan, harus diakui, program transmigrasi ikut berperan menyumbang penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan.

***

Tags: LampungliburanMuseum Transmigrasi

Berita Terkait

Melancong

Kampung Bena Jadi Salah Satu Destinasi Wisata yang Ada di Kabupaten Ngada Flores Nusa Tenggara Timur Terkenal dengan Budaya Kuno

by Dwi Cahyo Nugroho
Desember 3, 2024
Melancong

Sempat Mati Suri sampai Puluhan Tahun, Kini Kampung Batik Laweyan Solo Jawa Tengah Jadi Salah Satu Destinasi Wisata Edukasi yang Ramai Wisatawan!

by Dwi Cahyo Nugroho
Desember 3, 2024
Melancong

Jauh dari Kata Modernitas, Kampung Naga yang Ada di Tasikmalaya Jawa Barat Jadi Salah Satu Destinasi Wisata yang Paling Asri dan Alami

by Dwi Cahyo Nugroho
Desember 3, 2024
Melancong

Dulu Dianggap Kumuh, Kini Kampung Warna Warni Jodipan di Malang Jawa Timur Jadi Salah Satu Destinasi Wisata yang Paling Ikonik!

by Dwi Cahyo Nugroho
Desember 3, 2024
Melancong

Penasaran Itinerary 7 Hari di Thailand Seperti Apa? Cek Tips Itinerary DISINI Supaya Liburan ke Thailand Tidak Sia-sia!

by Dwi Cahyo Nugroho
Desember 3, 2024
Next Post

Terobosan Baru yang Banyak Diminati Oleh Masyarakat Luas: Ponsel Layar Lipat Dinilai Cocok Untuk Daily Driver

Leave Comment
  • Link Nonton Isekai Meikyuu de Harem wo Episode 1 – 12 Sub Indo, Cek Disini Untuk Link Nonton Anime Resmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Link Tempat Nonton Overflow Sub Indo, Cek Disini untuk Nonton Anime dan Cuplikannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nonton anime overflow sub indo full episode

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SIMAK! Kunci Jawaban WOW Level 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 dan 50

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Khasiat Wirid Sirrullah, Dzatullah, Sifatullah, Wujudullah yang Bisa Kita Ketahui Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Kategori

  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Internasional
  • Khazanah
  • Nasional
  • Ototekno
  • Pendidikan
  • Serba Serbi
  • Sport
  • Tren
Berita Tren

© 2024 Berita Tren

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Info Karir
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Internasional
  • Khazanah
  • Nasional
  • Ototekno
  • Pendidikan
  • Serba Serbi
  • Sport
  • Tren

© 2024 Berita Tren