BERITA TREN, BATAM – R Fahrudin, seorang wartawan mediakepri group, merasa terkejut ketika sejumlah petugas mendatanginya dan memaksa untuk menghapus video.
Bahkan, petugas tersebut tanpa rasa malu melakukan intimidasi terhadap wartawan mediakepri group untuk menghapus tayangan videonya.
Kejadian yang memalukan ini terjadi di luar Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam saat petugas menangkap warga yang diduga menjadi penyebab kerusuhan.
Baca Juga: Beragam Modus Penipuan yang Wajib Diwaspadai di Tahun 2023 Ini
Fahrudin, pada Senin, 11 September 2023 sore, menjelaskan bagaimana ia mengalami intimidasi tersebut.
Setelah kerusuhan kedua kali meletus di depan Hotel Santika, Fahrudin beristirahat sejenak.
Tidak lama kemudian, ia mendapatkan informasi bahwa ada tindakan penyisiran terhadap beberapa massa yang terlibat dalam kerusuhan tersebut di Gedung LAM.
“Saya menuju Kantor Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam untuk melanjutkan peliputan,” ujarnya.
Baca Juga: Ingin Menikmati Odeng Tapi Bingung Belinya Dimana? Yuk Buat Sendiri di Rumah dengan Resep Ini!
Sesampainya di Kantor LAM Batam, Fahrudin melihat ada penangkapan terhadap sejumlah massa.
Dengan tidak ingin melewatkan momen tersebut, ia pun merekam peristiwa tersebut.
Pada saat sedang mengambil video, tiba-tiba ia dikejutkan oleh tiga petugas berpakaian preman yang datang dari berbagai arah.
Mereka secara bersamaan memaksa Fahrudin untuk menghapus video yang diambil di Gedung LAM.
Baca Juga: Strategi Meningkatkan Sopan Santun Siswa yang Mulai Luntur Akibat Arus Globalisaasi
“Hapus video itu. Jika kamu tidak menghapusnya, aku yang akan menghapusnya,” kata salah satu petugas tersebut.
Mengingat situasi yang tidak memungkinkan, Fahrudin dengan berat hati menghapus video tersebut.***