BERITA TREN – Pakar kriminologi anak Haniva Husna baru-baru ini mengungkapkan banyaknya laporan kasus kejahatan anak melalui chat.
Pada umumnya motif kejahatan seksual anak melalui chat ini terjadi karena adanya agensi sebagai penghubung kepada korban anak kepada klien yang mungkin beberapa darinya juga di usia anak.
Dampak kejahatan seksual anak melalui chat ini menurut Haniva Hasna tidaklah main-main, tidak sedikit yang mengarah pada upaya atau keinginan untuk bunuh diri.
Menilai besarnya bahaya yang mengintai anak-anak terhadap kejahatan seksual ini, peran orang tua sebagai perlindungan pertama sangatlah diperlukan sebagai upaya pencegahan.
Pada umumnya anak-anak tersebut di usia SD hingga SMP, Haniva juga menegaskan “Kenakalan anak itu intinya adalah kejahatan itu berawal dari rumah.”
Artinya kenakalan anak berawal dari pola pengasuhan orang tua di rumah, kemudian faktor di luar rumah ikut mengarahkan anak-anak tersebut kepada perilaku delinkuen (kejahatan anak).
Motif Kejahatan Seksual Anak Melalui Chat
Dalam prosesnya kejahatan seksual anak melalui chat ini melibatkan 3 komponen yaitu: agensi, talent, dan klien.
Sedangkan motif yang paling umum digunakan disebut dengan istilah “pacar online”, dan bentuk kejahatannya tidak melalui kontak fisik melainkan lewat panduan chat saja.
Agensi merupakan penghubung antara talent dan klien, dan itu dilakukan secara online sehingga sulit untuk mengetahui para pelaku dibaliknya, talent adalah para korban yang direkrut oleh agensi untuk melayani klien.
Baca Juga: Pakar Teknologi Sarankan Pakai Fitur ini Kalau Ingin Aman dari Oknum Pencurian Data atau Cyber Crime
Dari laporan dan konsultasi yang diterima pakar kriminologi ini, Mbak Ifa mengatakan beberpa korban anak mengalami robekan di selaput dara yang dilakukan oleh dirinya sendiri dengan dipandu melalui chat oleh pelaku.
Dan efek dari hal tersebut korban biasanya mengalami ketakutan, merasa berdosa, hingga depresi bahkan ada beberapa yang berupaya untuk bunuh diri.
Terlebih jika para korban tidak dapat menjelaskan kondisi yang dialami kepada orang tuanya dan berusaha memendam atau menghadapi kondisinya secara sendiri.
Baca Juga: Jelaskan Kendala Paling Besar Yang Dihadapi Oleh Pekerja dalam Negeri Saat Transfer Teknologi
Modus para pelaku kejahatan ini biasanya berawal dari kegiatan sederhana melalui chat dari mulai menanyakan kabar hingga menunjukan sikap perhatian-perhatian kecil.
Melalui komunikasi sederhana itulah para pelaku membangun hubungan emosional dengan para korban hingga akhirnya korban bersedia melakukan arahan-arahan dari pelaku kejahatan.
Nah disinilah pentingnya peran orang tua membina komunikasi yang baik dengan anak, karena pada umumnya sebagian besar korban tidak mendapatkan hubungan komunikasi yang nyaman di rumah.
Baca Juga: 3 Langkah Tepat Buang Bungkus Paket Agar Tidak Mengundang Tindak Kejahatan, Nomor 3 Wajib Tahu!
“Mereka lebih memilih orang-orang virtual” ujar Mbak Ifa, “ada sesuatu yang salah di dalam keluarganya, ayah ada tapi tiada, ibu ada tapi tiada”, tambahnya lagi.
Hanifah Husna menegaskan jika kejahatan seksual anak melalui chat ini ada agensinya maka pasarnya juga ada sehingga korbanya juga banyak.***