BERITA TREN – Simak kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 6 halaman 188 di bawah ini.
Dengan mengetahui kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 6 halaman 188, kamu bisa menjadikannya panduan untuk menjawab soal-soal yang diberikan.
Namun, sebelum menggunakan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 6 halaman 188, sebaiknya kamu lakukan jawaban mandiri terlebih dahulu.
Nantinya, kamu bisa membandingkan jawaban yang telah dikerjakan dengan kunci jawaban yang akan diulas di artikel ini.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 6 Halaman 111 112 Kurikulum Merdeka
Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 6 Halaman 188
Sebelum mengerjakan soal yang ada di halaman 188, kamu sebelumnya diharuskan untuk membaca dan menyimak artikel yang disajikan.
Artikel ini akan memiliki kaitan dengan soal yang diberikan, termasukan rujukan jawaban.
Berikut adalah artikelnya:
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 6 Halaman 104 Kurikulum Merdeka
Suara riuh gelak tawa, obrolan diiringi alunan musik, dan suara berisik lainnya
lumrah didapati ketika berkumpul di kafe. Namun, ada yang beda di sebuah kafe
di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Namanya Sunyi House of Coffee and Hope. Banyak orang menyebutnya kafe
sunyi. Meski ada banyak pengunjung, kesunyian tetap terjaga.
Begitu pula saat ada yang memesan minuman atau makanan, nyaris tak ada suara. Antara pramusaji dan pembeli hanya terlihat menggerakkan tangan, bahasa isyarat. Kesunyian ini bukan disengaja. Kafe sunyi dikelola oleh kalangan
difabel, sebagian besar tunarungu.
Sunyi House of Coffee and Hope memiliki enam pegawai, seluruhnya difabel. Dika (24) menjadi satu-satunya barista difabel dengan tunadaksa, sementara lainnya
tunarungu.
“Kafe ini memang dibuat ramah difabel. Pemiliknya ingin kami bisa setara dengan mereka yang normal,” tutur Dika.
Desain ruangan, juga seluruh fasilitas, ramah difabel. Lantai kafe menggunakan guiding block, rak-rak gula diberi petunjuk menggunakan huruf braille, tata
ruang meja dan kursi dibuat seperti huruf U.
Di bagian tengah dibiarkan luas, memudahkan tunanetra berjalan. Tinggi mejanya pun hanya sekitar 50 sentimeter demi memudahkan pengguna kursi roda.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 8 Halaman 160 Kurikulum Merdeka, Tugas Worksheet 3.14
Namun, tak seluruh konsumen mengerti bahasa isyarat. Kendati demikian, para pengelola tak habis ide. Mereka memperlihatkan tabel harga yang berada di meja
kasir, atau menuliskannya agar mudah dimengerti.
Bekerja di kafe sunyi membuat mereka mempunyai harapan baru. Dika dan rekan-rekannya bisa membuktikan bahwa difabel bisa bekerja sama baiknya dengan orang normal.
Adapun untuk soal dan kunci jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Kata “difabel” beberapa kali digunakan dalam artikel di atas. Tanpa melihat kamus, apakah kalian mengetahui maknanya?
Jika ya, apa yang membantu pemahaman kalian memahami artinya?
Jawaban:
Kata “difabel” digunakan untuk merujuk pada orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik atau mental.
Pemahaman tentang makna kata ini dapat diperoleh dari artikel yang menjelaskan bahwa kafe ini dikelola oleh kalangan difabel, sebagian besar dari mereka adalah tunarungu.
2. Apa yang membuat Kafe Sunyi berbeda dari kafe lainnya?
Jawaban:
Kafe Sunyi berbeda dari kafe lainnya karena dikelola dan dioperasikan oleh pegawai yang mayoritas adalah difabel, terutama tunarungu.
Kafe ini didesain dan dilengkapi dengan fasilitas yang ramah difabel, seperti guiding block, petunjuk huruf braille pada rak gula, serta meja dan kursi yang dirancang agar memudahkan tunanetra dan pengguna kursi roda.
3. Pelayan di Kafe Sunyi menggunakan bahasa isyarat. Namun, belum banyak yang mengerti bahasa ini. Menurut kalian, sepenting apa mempelajari bahasa isyarat?
Jawaban:
Mempelajari bahasa isyarat dianggap penting karena membantu dalam komunikasi antara pramusaji dan pembeli yang mungkin tidak mengerti bahasa isyarat.
Meskipun tidak semua pengunjung mengerti, pihak pengelola kafe mencoba berbagai cara, seperti menunjukkan tabel harga atau menuliskan pesanan, untuk memastikan komunikasi yang efektif.
4. Media menggunakan istilah “tuna” untuk teman-teman difabel, misalnya
tunanetra dan tunadaksa. Namun, komunitas tunarungu lebih suka disebut sebagai teman “tuli”. Bagaimana pendapat kalian?
Jawaban:
Adalah penting untuk menghormati preferensi komunitas difabel.
Jika komunitas tunarungu lebih suka disebut sebagai teman “tuli,” maka sebaiknya istilah tersebut digunakan untuk menghormati identitas dan preferensi mereka.
Baca Juga: Soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 167 Lembar Aktivitas 16 Kurikulum Merdeka
5. Jika suatu saat nanti kalian menjadi pengusaha, bersediakah kalian mempekerjakan orang difabel?
Berikan alasan kalian.
Jawaban:
Mempekerjakan orang difabel dapat memberikan kontribusi positif di tempat kerja dan memberikan peluang bagi seseorang tersebut untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat.
6. Menurut kalian, siapa yang akan lebih banyak berkunjung ke Kafe Sunyi? Penyandang disabilitas atau bukan?
Jawaban:
Sulit untuk memprediksi dengan pasti siapa yang akan lebih banyak berkunjung ke Kafe Sunyi.
Namun, kafe ini memiliki daya tarik khusus bagi mereka yang peduli dan ingin mendukung usaha yang melibatkan difabel.
7. Menurut kalian mengapa penulis memilih “Menyesap Sepi di Kafe Sunyi” sebagai judul teks ini?
Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Semester 2 Bab 7 Bioteknologi Halaman 90-93
Jawaban:
Judul “Menyesap Sepi di Kafe Sunyi” mungkin dipilih dengan memperhatikan kesibukan umumnya kafe dengan suasana tenang dan damai yang terjaga di Kafe Sunyi.
Judul tersebut dapat menarik perhatian pembaca untuk memahami lebih lanjut tentang konsep kafe tersebut.
8. Apakah kalian memiliki teman atau kerabat yang difabel? Ceritakan pengalaman kalian bersama mereka.
Jawaban:
Jawaban ini bisa saja bervariasi. Jika memiliki teman atau kerabat difabel, ceritakan pengalaman bersama mereka, dan bagaimana interaksi tersebut memengaruhi pandangan dan pengalaman pribadi kamu.