BERITA TREN – Soekarno, Nama yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Dia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam perjalanan bangsa ini.
Sebagai proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Indonesia, Soekarno akan selalu dikenang sebagai pahlawan nasional.
Kisah hidup Soekarno dimulai pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Tips Mengusir Nyamuk dengan 3 Bahan Alami: Aman untuk Anak Tanpa Efek Samping, Wajib Dicoba!
Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, adalah seorang guru di sekolah dasar Jawa, sementara ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, berasal dari keluarga bangsawan Bali. Soekarno adalah anak ketiga dari empat bersaudara.
Masa kecil Soekarno diwarnai dengan kehidupan bersama kakeknya, Raden Hardjokromo, di Tulungagung, Jawa Timur.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Eerste Inlandse School di Mojokerto sebelum pindah ke Europeesche Lagere School.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Soekarno melanjutkan pendidikan di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya.
Selama masa itu, dia tinggal bersama H.O.S Cokroaminoto, seorang pemimpin dalam organisasi pergerakan Syarekat Islam (SI).
Pada tahun 1921, Soekarno melanjutkan studinya di THS (Technische Hoogeschool) Bandung dan berhasil meraih gelar insinyur sipil pada tahun 1927.
Pada saat tinggal di Surabaya, Soekarno mulai aktif dalam dunia politik.
Dia dipengaruhi oleh pemikiran H.O.S Cokroaminoto dan teman-teman seperjuangannya seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H Granada vs Barcelona, Streaming Liga Spanyol: Senin 9 Oktober 2023
Soekarno juga terlibat dalam organisasi Tri Koro Dharmo dan menulis tulisan untuk harian Oetoesan Hindia.
Selama masa studi di THS, Soekarno mendirikan Algemene Study Club pada tahun 1926, yang kemudian menjadi embrio berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI).
Namun, pada tahun 1929, aktivitas politiknya memicu penangkapan dan pengasingan ke Ende, Flores.
Baca Juga: Jelaskan Teknik Bernafas pada Kegiatan Renang Gaya Bebas? Pemula, Wajib Tahu Nih!
Meskipun dalam pengasingan, Soekarno tetap produktif dengan menulis esai dan pidato yang menginspirasi gerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin.
Dia akhirnya dibebaskan setelah membacakan pledoi berjudul “Indonesia Menggugat” di hadapan pemerintah Hindia Belanda, anggota PNI, dan masyarakat umum.
Ketika Jepang datang, Soekarno mendukung kehadiran mereka. Dia terlibat dalam pembentukan organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI, dan PPKI yang didukung oleh Jepang.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H Arsenal vs Manchester City, Streaming Liga Inggris: Minggu 8 Oktober 2023
Namun, pada 17 Agustus 1945, Soekarno bersama Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, mengakhiri era penjajahan.
Soekarno menjabat sebagai presiden pertama Indonesia dan memimpin negara ini hingga tahun 1967.
Selama masa jabatannya, Soekarno telah mencapai banyak prestasi di dunia internasional, seperti mengadakan Konferensi Asia Afrika yang sukses, membentuk Gerakan Non Blok, serta menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara besar seperti Uni Soviet dan Tiongkok.
Namun, pada periode 1963-1966, Soekarno terlibat dalam ketegangan dengan Malaysia dan Inggris atas penggabungan Federasi Malaya.
Situasi politik yang tidak stabil ini mencapai puncaknya saat terjadinya insiden G30S pada tahun 1965.
Akibatnya, Soekarno harus mengeluarkan surat perintah yang mengalihkan mandat kepemimpinan ke Soeharto, dan pada tahun 1967, secara resmi digantikan oleh Soeharto sebagai presiden Indonesia.
Soekarno meninggal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Warisan politik dan perjuangan Soekarno akan selalu diingat dan dihargai dalam sejarah Indonesia.
Baca Juga: Prediksi Skor H2H West Ham United vs Newcastle United, Streaming Liga Inggris: Minggu 8 Oktober 2023
Ia adalah simbol perjuangan bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan negara.
***